Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bisnis pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) di tahun ini ikut terimbas kelesuan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat penerbitan surat utang alias obligasi melesu. Akibatnya, mandat pemeringkatan obligasi Pefindo di tahun ini tak sebesar tahun lalu.
Sepanjang tahun ini, Pefindo menargetkan meraih pemeringkatan surat utang senilai Rp 50 triliun. Per Mei 2015 lalu, Pefindo telah mencatatkan mandat lebih dari Rp 30 triliun.
Asal tahu saja, dalam empat tahun terakhir, perolehan mandat pemeringkatan Pefindo cenderung turun. Di tahun 2012, nilai mandat yang dikantongi Pefindo mencapai Rp 73 triliun. Lalu, menurun menjadi Rp 62,69 triliun di 2013, Pada tahun lalu, nilainya turun lagi menjadi Rp 55 triliun.
Danan Dito, Analisis Divisi Keuangan PT Pefindo mengatakan, perlambatan ekonomi menghalangi perusahaan memburu dana dari pasar modal. Sejumlah perusahaan seperti perbankan, asuransi dan multifinance masih menanti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Pertumbuhan penerbitan obligasi dari perbankan dan multifinance pada periode Januari-April tahun lalu sebesar 10%-15%. "Tahun ini, hanya tumbuh 10%," jelas Danan.
Kelesuan pasar obligasi tentu akan menggerus pendapatan Pefindo. Maklum, perusahaan pemeringkat ini masih mengandalkan bisnisnya dari jasa pemeringkatan. Supaya kinerjanya tak terlalu buruk, Pefindo mencari pendapatan dari bisnis pemeringkat kredit.
Melalui anak usahanya Pefindo Biro Kredit diharapkan menopang kinerja grup. "Supaya jika ada perlambatan ekonomi, Pefindo dapat sumber-sumber pendapatan yang lain," jelas Danan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News