Reporter: Arthur Gideon,Sanny Cicilia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupanya, pelaku perbankan cukup pesimis dengan angka pertumbuhan kredit ideal tahun 2009 yang dilangsir oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu. Hal itu didasari atas kondisi ekonomi nasional yang sudah mulai melambat saat ini.
Sekadar mengingatkan, Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono pernah bilang, angka pertumbuhan kredit tahun 2009 akan menurun jika dibandingkan tahun ini yang diperkirakan bisa mencapai 30%. Ia pun menyebut angka pertumbuhan kredit yang ideal sebesar 22%.
Namun ternyata, angka tersebut dipandang terlalu muluk oleh para bankir. Hampir semua bankir hanya menargetkan pertumbuhan kredit di bawah angka ideal BI.
PT Bank Central Asia Tbk, misalnya. Untuk pertumbuhan kredit di tahun 2009, BCA menargetkan pertumbuhan di kisaran 10% sampai dengan 15%. Wakil DirekturUtama BCA Jahja Setiaatmaja mengatakan, angka tersebut didasari atas kondisi saat ini dan prediksi ke depan. "Suku bunga tinggi dan ekonomi global seperti ini, pasti kebutuhan modal kerja turun dan investasi baru melemah," tuturnya kemarin (12/11).
PT Bank NISP pun tak berbeda jauh. Meskipun pembicaraan mengenai target penyaluran kredit tahun depan belum selesai, tetapi mereka memastikan angka tersebut akan di bawah 20%. "Tapi tentu kalau bisa di atas 20% kami akan gembira," tutur Direktur Utama Bank NISP Pramukti Surjaudaja.
Alasan dari Bank NISP cukup masuk akal. Mereka melihat, tingkat likuiditas saat ini masih terbilang ketat. Bahkan diprediksi, ke depannya hal ini akan terus terjadi. Selain itu, permintaan kredit nasabah juga sudah melemah.
Sementara itu, PT Bank Mega Tbk juga setali tiga uang dengan rekan-rekannya yang lain. Direktur Utama Bank Mega Yungky Setiawan mengatakan, secara kasar, Bank Mega kemungkinan mematok pertumbuhan kredit sekitar angka 18% hingga 20%.
Untuk memastikan angka pertumbuhan kreditnya, Bank Mega akan memakai acuan berbagai indikator yang BI berikan. Selain itu, Bank Mega juga akan melihat kondisi ekonomi dan prospeknya di tahun 2009. "Penentuan target juga tidak akan melupakan risk mitigation terhadap kondisi eksternal maupun internal," ungkap Yungky.
Mandiri lebih optimis
Meski demikian, ada pula bank yang mematok pertumbuhan kredit tinggi. Salah satunya adalah PT Bank Mandiri Tbk yang lebih optimis dibandingkan dengan perbankan lain. Direktur komersial Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, kemungkinan besar Bank Mandiri akan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 22% hingga 25%.
Menurut Zulkifli, target tersebut dapat tercapai jika BI menurunkan suku bunga acuannya menjadi 8,75%. Selain itu, angka inflasi juga harus di bawah 7,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News