Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah makin menggemari pembelian asuransi melalui kanal digital. Pelaku industri pun mulai memasarkan produk asuransi mereka melalui kanal digital meskipun porsinya masih kecil.
Asal tahu saja, kebijakan transformasi digital dalam sektor jasa keuangan termasuk di industri asuransi telah menjadi salah satu prioritas Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Salah satu pelaku yang memanfaatkan penjualan asuransi melalui kanal digital yaitu BRI Life. Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan, BRI Life memanfaatkan digital untuk memasarkan produk-produk mikro dan produk simple melalui beberapa fitur digital di BRI seperti BRIspot dan BRImo.
"Selama tahun 2022, premi baru ekivalen yang disetahunkan (APE) dari portofolio penjualan asuransi digital sekitar Rp 1,2 triliun dari sekitar Rp 21 juta polis," kata Iwan kepada Kontan.co.id, Kamis (26/1).
Baca Juga: Tren Penarikan Dana Nasabah Asuransi Belum Mereda
Iwan menuturkan, BRI Life terus mengembangkan penetrasi digital melalui kerja sama dengan perusahaan rintisan atau startup untuk menjangkau nasabah non-BRI. Lebih lanjut, BRI Life terus mendorong pertumbuhan keberlanjutan agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat di Indonesia.
Menurut Iwan, transformasi digital merupakan suatu keharusan untuk memungkinkan penetrasi di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. BRI Life, kata Iwan, terus mengembangkan layanan digital untuk proses layanan pelanggan termasuk klaim untuk memudahkan proses, serta mengupayakan proses untuk menjaga integritas data serta akurasi pembayaran klaim.
Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan, hingga saat ini, premi yang dibukukan BNI Life meningkat di setiap bulannya. Eben mengaku, walaupun saat ini dari sisi jumlah premi belum signifikan, namun harapan BNI Life kanal digital bisa berkolaborasi dengan kanal lain seperti Bancassurance, Agency, maupun Telemarketing untuk dapat meningkatkan potensi bisnis ke depannya.
Eben menerangkan, dari beberapa channel pemasaran digital seperti melalui microsite BNI Life maupun sinergi pemasaran dengan induk perusahaan BNI melalui aplikasi BNI Mobile Banking, kanal digital menghasilkan lebih dari 5.000 polis di tahun 2022.
"Kanal digital dapat kami sebut sebagai pembuka bagi nasabah baru yang belum mengenal dunia asuransi, sehingga ketika ke depan mereka membutuhkan asuransi dengan manfaat yang lebih kompleks, maka BNI Life dapat menjadi jawaban," ungkap Eben.
Eben menambahkan, dengan berbagai kemudahan yang diberikan pembelian asuransi melalui kanal digital, nasabah akan lebih mudah menemukan asuransi yang sesuai kebutuhan mereka tanpa harus bertemu agen ataupun ke kantor cabang, yang akan meningkatkan penetrasi nasabah asuransi jiwa.
Baca Juga: Asuransi Jiwa Mengocok Ulang Strategi Investasi
Adapun, Head of Marketing IFG Life Bayu F Sakti menuturkan, hingga saat ini, IFG Life mencatat pertumbuhan premi yang positif dari kanal digital yang dimiliki perseroan. Hal ini menunjukkan animo masyarakat yang baik terhadap produk proteksi asuransi jiwa berbasis digital kami yakni IFG LifeSaver.
"Produk unggulan dari IFG Life tersebut memang dihadirkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan produk asuransi jiwa yang mengoptimalkan layanan digital, dan kompetitif dari sisi harga premi," kata Bayu.
Bayu menjelaskan, realisasi jumlah pemegang polis dari kanal digital yang dimulai dari akhir Oktober 2022 hingga saat ini mencapai lebih dari 4.000 polis dengan total premi mencapai lebih dari Rp 250juta.
Lebih lanjut, Bayu bilang, target polis dari kanal digital pada tahun 2023 ini cukup menantang dan IFG Life masih menyusun target tersebut menyesuaikan dengan produk-produk digital yang akan diluncurkan di tahun 2023 ini.
"Target ini tentunya akan cukup realistis seiring penetrasi produk dan layanan digital IFG Life di pasar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News