Reporter: Feri Kristianto, | Editor: Edy Can
JAKARTA. Menggeliatnya sektor pertambangan dan perkebunan, mendorong tingginya kebutuhan alat berat. Kondisi ini berdampak positif terhadap kinerja perusahaan pembiayaan (multifinance) alat berat.
Tengok saja Buana Finance. Hingga November lalu sudah menyalurkan pembiayaan alat berat sebesar Rp 1,55 triliun. Pembiayaan ini tumbuh cukup tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu, yang mencatatkan angka sebesar Rp 1,08 triliun. Adapun kontribusi lini bisnis ini terhadap total pembiayaan Buana sekitar 63%.
Direktur Pemasaran Buana Finance, Herman Lesmana mengatakan, pembiayaan alat berat masih akan bertambah hingga akhir tahun ini. "Kami baru berhenti membiayai, sepekan sebelum akhir tahun, jadi masih bisa bertambah lagi," kata Herman.
Berkat tingginya pembiayaan alat berat, Herman optimistis, pembiayaan tahun ini jauh melampaui target sebesar Rp 2 triliun. Di Buana sendiri komposisi pendapatan terdiri dari leasing (alat berat,tronton, kargo, dan machinery) dan pembiayaan konsumen. "Khusus leasing saja sampai akhir tahun ini bisa mendekati Rp 1,9 triliun," ujar Herman.
Sementara untuk pembiayaan konsumen, sampai November 2011 sebesar Rp 750 miliar. Herman memprediksi, pasar alat berat tahun depan mencapai 20.000 unit atau tumbuh 30% dibandingkan tahun ini. Pertumbuhan itu masih dikerek sektor pertambangan dan perkebunan.
PT Indomobil Finance juga ikut mencicipi cerahnya bisnis pembiayaan alat berat. Sampai Oktober, pembiayaan dari bisnis ini mencapai Rp 600 miliar atau 20% dari total pembiayaan. Porsinya memang masih kecil dibandingkan pembiayaan roda dua, yang mencapai 50%.
Namun, Direktur Keuangan Indomobil Finance Gunawan menjelaskan, kemungkinan komposisi tahun depan akan berubah. Di 2012, pembiayaan roda dua bisa menyusut menjadi 40%.
Indomobil akan menggenjot pembiayaan alat berat, mobil dan truk. Gunawan memprediksi, pertumbuhan alat berat tahun depan mencapai 30%. "Permintaan alat berat terus tumbuh," ujarnya.
Untuk memaksimalkan pembiayaan di sektor ini, Indomobil akan masuk lewat jaringan penjualan mobil miliknya. Sebut saja, jaringan Nissan, Hino dan Volvo. Sebagai gambaran, sampai Oktober ini, total pembiayaan Indomobil Finance mencapai Rp 2,75 triliun, tumbuh 25% dibandingkan periode sama tahun lalu. Indomobil menargetkan, pembiayaan tahun depan sebesar Rp 3,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News