Reporter: Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Ibarat sudah menjadi tradisi, banyak masyarakat yang menggadaikan emas sebagai aset yang likuid untuk mencari dana tunai menjelang Lebaran. Ini tentu menjadi berkah bagi perbankan syariah untuk mendongkrak bisnis gadai emas.
Andri V. Sabardi, Senior Vice President Pawning Division Bank Syariah Mandiri (BSM) menuturkan, omzet gadai emas BSM pada bulan Ramadan tahun ini lebih tinggi dari rata-rata bulan sebelumnya. Hitungan Andri, rata-rata omzet gadai emas di bulan Juli 2014 sebesar Rp 370 miliar, naik 12,12% dari rata-rata omzet per bulan sebesar Rp 330 miliar.
"Menjelang hari raya Idul Fitri, banyak nasabah yang melakukan penebusan gadai. Tren itu selalu berulang tiap tahun," terang Andri kepada KONTAN, Selasa (22/7). Dia bilang, jika ditotal sejak awal tahun hingga kini, BMS telah meraup omzet Rp 2,5 triliun dari gadai emas.
Namun, jika dibandingkan Ramadan 2013, omzet BSM kali ini sedikit lebih rendah. Penyebabnya adalah faktor aturan yang membatasi gadai emas ritel maksimal Rp 250 juta per nasabah.
Terkait aturan ini, PT Bank Negara Indonesia Syariah pun merasakan dampaknya. Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah mengatakan, tidak terjadi lonjakan pada pembiayaan gadai emas, meski sudah memasuki pekan terakhir Ramadan. BNI Syariah sengaja mengerem pembiayaan gadai emas, sejak Bank Indonesia (BI) merilis ketentuan baru.
Pembayaran gadai emas hingga Maret 2014 di BNI Syariah tercatat Rp 38 miliar, turun 17,39% dibandingkan Desember 2013 yang senilai Rp 46 miliar. "Pembiayaan gadai emas cenderung flat," tutur Imam. BNI Syariah sendiri hanya memasang target pembiayaan gadai emas hingga pengujung tahun ini senilai Rp 37 miliar.
Adapun, jumlah nasabah gadai emas di BNI Syariah tahun ini sudah mencapai 47.000 nasabah. Tahun lalu, jumlahnya masih 38.000 nasabah.
Lain halnya dengan Bank Syariah Bukopin (BSB). Manajemen BSB menilai rendahnya pembiayaan emas lantaran masyarakat sudah lebih awal menerima tunjangan hari raya (THR). Akibatnya, nasabah yang biasa menggadaikan emas, kali ini menahan rencana tersebut.
Riyanto, Direktur Utama Bank Syariah Bukopin (BSB), mengatakan, pihaknya menargetkan pembiayaan gadai emas mencapai Rp 5 miliar-Rp 10 miliar di 2014.
Bank Syariah Bukopin tak ingin ambisius menggenjot pembiayaan gadai emas. Lagi pula, kata Riyanto, bank-bank saat ini tidak lagi agresif menggelontorkan gadai emas lantaran terbentur aturan pembatasan plafon pembiayaan gadai emas.
Ke depan, ujar Riyanto, BSB akan menambah outlet gadai emas guna memperkuat pembiayaan kepada masyarakat. Gerai itu akan dibuka di sejumlah wilayah Jawa dan Makassar yang dipandang masih sangat potensial. Rencana itu akan direalisasikan pada tahun 2015 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News