Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, pembiayaan hijau perbankan semakin berlimpah. Perbankan bahkan makin berani menyalurkan pembiayaan pada sektor ekonomi berkelanjutan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, terus memperkuat penerapan prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG). Melalui strategi tersebut, pembiayaan hijau BRI mencapai Rp 71,5 triliun pada Maret 2022, atau setara 7,3% dari total kredit.
Dengan realisasi itu, bank pelat merah ini terus meningkatkan pembiayaan hijau sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto memproyeksi pembiayaan di sektor ini bisa tumbuh lebih tinggi.
"Pada kuartal II tahun ini, kami memproyeksi porsi green financing akan meningkat dibandingkan porsi pada kuartal I yang mencapai 7,3% dari total penyaluran kredit," kata Aestika, Kamis (16/6).
Saat ini, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan hijau pada sektor energi terbarukan (EBT), transportasi ramah lingkungan, green building dan bisnis ramah lingkungan lainnya.
Baca Juga: Saham Bank Jago (ARTO) Melaju Kencang, Ada Apa?
Sejalan dengan rencana aksi keuangan berkelanjutan, BRI akan melakukan pendanaan berbasis green funding melalui kerjasama dengan merchant untuk produk yang ramah lingkungan, serta meningkatkan perhatian investor atas implementasi keuangan berkelanjutan.
Perseroan juga terus melakukan pemetaan portofolio usaha berkelanjutan dan menyalurkan kredit pada sektor usaha yang ramah lingkungan. Kemudian menjalankan kegiatan operasional secara efisien, ramah dan tidak merusak lingkungan.
Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga berhasil membukukan portofolio pembiayaan hijau Rp 170,5 triliun pada kuartal I 2022. Nilai itu setara 28,9% dari total portofolio kredit BNI.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, penyaluran pembiayaan ini untuk memenuhi kebutuhan pengembangan ekonomi sosial. Misalnya melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp 115,2 triliun.
"Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp 10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp 6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp 23,3 triliun," terangnya.
Baca Juga: Didominasi Dolar AS, Transaksi Valas di BRI tumbuh 16,9% Per Mei 2022
BNI juga mengumumkan segera menerbitkan green bond dengan nilai pokok Rp5 triliun. Surat utang ini terdiri dari dua seri yakni Seri A senilai Rp 4 triliun dengan tenor 3 tahun, dan Seri B senilai Rp 1 triliun dengan tenor 5 tahun.
Rencananya, dana hasil penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk pembiayaan pada proyek - proyek yang masuk kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi, manajemen limbah dan penggunaan sumber daya alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News