kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,72   14,42   1.59%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan Kendaraan Listrik Terkendala Animo Pembelian yang Belum Tinggi


Rabu, 25 Oktober 2023 / 13:59 WIB
Pembiayaan Kendaraan Listrik Terkendala Animo Pembelian yang Belum Tinggi


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pembiayaan kendaraan listrik menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya animo pembelian kendaraan listrik (electric vihicle/EV) yang belum sebesar kendaraan berbahan bakar minyak, meski ada program subsidi pembelian kendaraan listrik dari pemerintah.

Sebelumnya, Agen Pemegang Merek (APM) juga mengeluhkan lamanya proses verifikasi penyaluran motor listrik bersubsidi, yang memakan waktu sekitar 45 hari hingga 60 hari. Padahal, pemerintah menjanjikan proses pencairan subsidi hanya tujuh hari.

Direktur Operasional dan Sekretaris Perusahaan BRI Finance, Willy Halim Sugiardi menyampaikan APM atau produsen kendaraan listrik mungkin menghadapi beberapa kendala dalam menjual kendaraan listrik.

“Ini dikarenakan keterbatasan pilihan tipe kendaraan, harga yang relatif mahal, keterbatasan dalam pengukuran risiko dan harga jual yang belum terbentuk secara komprehensif,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/10).

Baca Juga: Sejumlah Multifinance Catatkan Kinerja Positif Pembiayaan Multiguna

Willy menyebutkan, kalau untuk penyaluran pembiayaan kendaraan listrik tidak memberikan hambatan. Tercermin dari pembiayaan EV BRI Finance yang tumbuh sebesar 711% year to date (ytd) 2023, dibandingkan tahun 2022.

“Animo masyarakat untuk membeli EV belum sebesar kendaraan ICE (Internal Combustion Engine). Walaupun efisiensi harga dengan adanya subsidi dari pemerintah untuk pembiayaan kendaraan listrik dan dampak positif penggunaan energi listrik terhadap lingkungan tersebut belum teredukasi dengan baik di masyarakat,” terangnya.

Selain itu, lanjut Willy, market retail price EV belum terbentuk akibat minimnya daya beli kendaraan listrik. Sehingga ini belum dapat meyakinkan masyarakat untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik.

“Juga faktor keterbatasan infrastruktur yang belum memadaii di beberapa daerah seperti Charging Station/SPKLU yang masih terbatas dan harga jual kendaraan EV yang masih relatif lebih mahal,” imbuhnya.

Sementara itu, Kementerian ESDM berupaya meningkatkan realisasi subsidi konversi sepeda motor konvensional menjadi motor listrik. Salah satunya dengan menambah kriteria penerima manfaat program subsidi kendaraan listrik ini.

Willy menambahkan, pihaknya menyambut baik kebijakan subsidi tersebut karena bisa memperluas penyaluran pembiayaan EV ke masyarakat. Dia bilang, pihaknya berharap penambahan kriteria subsidi juga diimbangi dengan peningkatan edukasi kepada masyarakat.

“Dan juga penambahan sarana infrastruktur penyebaran titik charging station sehingga dapat meningkatkan daya tarik masyarakat beralih untuk menggunakan kendaraan listrik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×