kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pembiayaan maritim baru sebatas diminati


Senin, 14 Desember 2015 / 18:34 WIB
Pembiayaan maritim baru sebatas diminati


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Melambatnya penyaluran pembiayaan otomotif mendorong multifinance untuk diversifikasi bisnis. Mereka melirik sektor lain untuk dijajaki, salah satunya pembiayaan ke sektor kemaritiman.

Willy S. Dharma, Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) mengakui, potensi pembiayaan kemaritiman cukup besar dan menjadi peluang diversifikasi bisnis diluar pembiayaan otomotif yang menjadi tulang punggun multifinance saat ini.

Pembiayaan sektor kemaritiman mengalir ke sejumlah produk, mulai dari pengadaan kapal, alat tangkap, hingga mesin pendingin.

Setidaknya ada tujuh sektor yang potensial, yaitu perikanan, transportasi laut, jasa kelautan, wisata bahari, industri maritim, bangunan kelautan, serta energi dan sumber daya mineral.

Meski mengaku tertarik bisnis pembiayaan kemaritiman, saat ini Adira Finance terus mengkaji skema pembiayaan ke sektor ini. Sebab, menjangkau masyarakat di kepulauan besar maupun terpencil diakui tidak mudah.

Jika terlalu agresif dalam menyalurkan pembiayaan kemaritiman tanpa perhitungan yang matang. Salah-salah, multifinance harus menanggung rugi tingginya angka kredit macet.

"Harus diakui, jenis pembiayaan alternatif baru sektor kemaritiman bisa dicoba," ujar Willy pada Senin (14/12). Sayang, Willy belum dapat memastikan berapa potensi nilai pembiayaan dan persentase bisnis pembiayaan terhadap total pembiayaan di Adira Finance.

Ada beberapa tantangan lantaran kurangnya informasi terkait sektor kelautan dan perikanan. Itu sebabnya, tak banyak juga asuransi yang mau menanggung risiko di sektor ini.

Kredit macet juga terbilang tinggi karena sebagian nelayan memperoleh pendapatan tidak menentu dan sangat tergantung dengan iklim atau cuaca.

Selain itu, lokasi sektor kelautan dan perikanan jauh dari jaringan kantor bank (unbankable). Kelima, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas atau belum memadai.

Dalam catatan KONTAN, dua bulan berjalan konsorsium pembiayaan maritim diklaim Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) telah menyalurkan Rp 252 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×