kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.478   116,00   0,71%
  • IDX 7.699   -67,87   -0,87%
  • KOMPAS100 1.078   -9,54   -0,88%
  • LQ45 775   -8,91   -1,14%
  • ISSI 266   -0,99   -0,37%
  • IDX30 403   -3,87   -0,95%
  • IDXHIDIV20 470   -3,28   -0,69%
  • IDX80 118   -0,93   -0,78%
  • IDXV30 130   0,37   0,29%
  • IDXQ30 131   -0,81   -0,62%

Pembiayaan multifinance diprediksi cuma tumbuh 1%


Jumat, 30 September 2016 / 10:24 WIB
Pembiayaan multifinance diprediksi cuma tumbuh 1%


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Industri pembiayaan masih cukup berat menjalani bisnis di tahun ini. Proyeksi pertumbuhan pembiayaan industri multifinance pun dikoreksi lagi.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, koreksi dilakukan sejalan dengan lesunya pasar otomotif dan alat berat. Kelesuan permintaan kedua sektor ini membuat multifinance harus memangkas target pertumbuhan bisnis di tahun ini.

Awalnya, APPI menargetkan pembiayaan bisa tumbuh sekitar 5% pada tahun ini dibanding 2015. Namun, karena penjualan kendaraan loyo, target tersebut dipangkas menjadi 3%.

Target baru itu pun masih sulit tercapai. Suwandi bilang, tahun ini pertumbuhan pembiayaan nyaris stagnan dari tahun lalu. "Maksimal hanya naik 1%," kata dia.

Pembiayaan yang lemah terlihat dari outstanding kredit yang hanya tumbuh tipis 0,36% secara tahunan menjadi Rp 371 triliun.

Suwandi mengatakan, sepinya pasar otomotif dan alat berat mengusik zona nyaman industri multifinance. Pasalnya, kredit kendaraan menyumbang porsi hingga 60% total pembiayaan. Multifinance mengaku kesulitan mengerek pertumbuhan kredit lantaran tidak ada potensi lain yang bisa digali.

Sejatinya, multifinance bisa saja masuk ke lini pembiayaan modal kerja dan modal usaha usaha mikro kecil menengah (UMKM). Ini seiring keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuka pintu bagi multifinance untuk memperluas bisnis.

Cuma, multifinance sulit menjajal kredit ke segmen tersebut. Maklum selama ini segmen kredit UMKM banyak digarap perbankan.

Multifinance semakin kesulitan karena  sumber pendanaan pembiayaan berasal dari perbankan. Suwandi mengatakan, selama ini 70% pendanaan multifinance berasal dari pinjaman perbankan. Kondisi ini tentu membuat bunga kredit yang ditawarkan oleh multifinance tidak menarik bagi para calon nasabah.

Direktur Buana Finance Herman Lesmana mengatakan, pembiayaan modal kerja skemanya pun masih belum efisien. Sebab pembiayaan modal kerja masih harus melibatkan tiga pihak, yakni perusahaan pembiayaan, nasabah, dan suplier dari bisnis nasabah. Dus, si nasabah tak bisa mengelola dana secara leluasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×