Reporter: Anisah Novitarani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Laju penyaluran pembiayaan kuartal I sejumlah multifinance mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya meskipun penjualan kendaraan masih belum pulih.
Salah satu perusahaan pembiayaan, PT Astra Credit Companies (ACC) sampai dengan Maret 2017 telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 7,3 triliun. Angka tersebut naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Menurut Jodjana Joddy, Chief Executive Officer, perolehan peningkatan tersebut diperoleh dari segmen otomotif yang berkontribusi hingga 95%. Tahun ini, ACC menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 27,5 triliun. Target tersebut masih konservatif atau sama dengan tahun sebelumnya.
Menurut Jodjana, penyaluran pembiayaan masih belum ada peningkatan yang signifikan atau masih biasa-biasa saja. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, salah satunya tentang pemilu DKI Jakarta, sudah masuk babak putaran kedua namun orang-orang masih cenderung takut akan ketidakstabilan ekonomi. “Jadi, itu membuat orang-orang menjadi berpikir untuk membeli kendaraan,” ujar Jodjana kepada KONTAN.
Demi mencapai target tahun ini, ACC akan terus melakukan upaya dengan menyelenggarakan bazaar di berbagai daerah luar Jakarta dan juga memberikan promo-promo menarik seperti pembelian kredit dengan bunga 0% dan VIP Acces dalam pembelian kredit mobil.
“Konsumen kita dapat menyesuaikan dengan budget yang mereka miliki, nanti bisa dikombinasikan. Jadi kita tidak harus berpatokan dengan paket-paket produk yang sudah ditentukan,” ujar Jodjana.
Selain itu, ACC juga akan melakukan peningkatan cabang yang saat ini sudah mencapai 75 cabang. “Baru-baru ini sudah tambah dua cabang di Bekasi dan Pondok Cabe. Sampai akhir tahun kami targetkan akan perluas tiga cabang lagi,” ujar Jodjana.
Penyaluran pembiayaan yang meningkat tak membuat angka kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) juga meningkat. ACC telah berhasil mempertahankan angka NPF di bawah 1%, yakni sebesar 0,6%.
Selain ACC, PT. BCA Finance sampai dengan kuartal I telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 7,8 triliun atau meningkat 9% secara year on year (yoy). Pada kuartal I tahun lalu, perusahaan menyalurkan pembiayaan Rp 7,2 triliun. Peningkatan tersebut didapat dari kontribusi mobil baru sebesar 70% dan mobil bekas 30%.
Tahun 2017 ini, BCA Finance menargetkan penyaluran pembiayaan Rp32 triliun atau tumbuh sekitar 10% jika dibandingkan target pembiayaan pada 2016 yang mencapai Rp30,6 triliun. Untuk mencapai target tahun ini, BCA Finance akan mengandalkan strategi pemasaran dengan menawarkan suku bunga rendah untuk mobil baru.
“Kami menawarkan bunga rendah 3,6% untuk tenor selama 36 bulan untuk mobil baru. Bunga ini berlaku sampai dengan akhir bulan ini,” ujar Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance.
Roni menuturkan, meskipun penyaluran pembiayaan meningkat tidak terlalu tinggi namun angka kredit macet atau NPF BCA Finance sedikit naik. “Dari 0,8% ke 0,9%. Biasa, tren di awal tahun sedikit naik, tapi kita masih bisa mengatasinya,” ujar Roni.
Sementara, perusahaan pembiayaan lain, Bentara Sinergies Multifinace (BESS) Finance sampai dengan kuartal I ini telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 500 miliar atau meningkat 10% dari pencapaian tahun lalu pada periode yang sama. Kontribusi tersebut didapat dari segmen motor sebesar 65%, kemudian mobil 25%, dan sisanya produk multiguna lain.
Tahun ini, BESS Finance menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,5 triliun atau naik 33% dibanding tahun lalu. “Meskipun masih sedikit di bawah target kuartal 1, kami optimistis dapat mengejar target di kuartal 2 dan 3,” ujar Anta Winarta Direktur Utama BESS Finance.
Salah satu strategi tersebut dengan ekspansi cabang. “Sampai saat ini sudah ada 244 cabang, tahun ini ditargetkan dapat tambah 30-40 cabang sampai akhir tahun,” ujar Anta.
Selain dengan peningkatan cabang, BESS akan terus melakukan intensifikasi penjualan di outlet-outlet. Selain itu, menurut Anta, BESS juga akan mendorong tenaga penjual untuk lebih berupaya lagi dikarenakan pasar pembiayaan ini masih besar. Sementara untuk NPF, BESS masih stabil di bawah 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News