kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah belum putuskan penurunan dividen BRI


Selasa, 22 Maret 2011 / 18:07 WIB
Pemerintah belum putuskan penurunan dividen BRI
ILUSTRASI. Pekerja menurunkan timah dari kapal yang di angkut dari Belitung, Kepulauan Riau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. KONTAN/Muradi/11/01/2011


Reporter: Didik Purwanto |

JAKARTA. Pemerintah belum memutuskan menurunkan setoran dividen seperti yang diinginkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dari 30% menjadi 5%.

Deputi BUMN Bidang Usaha Keuangan Parikesit Suprapto bilang sampai saat ini pemerintah sedang menghitung besaran penurunan setoran dividen Bank BUMN. "Minta boleh saja, tapi kita belum bisa bilang, masih dihitung oleh pemerintah," ujar Parikesit, Selasa (22/3).

Pemerintah memang berencana menurunkan pembayaran dividen emiten BUMN untuk tahun buku 2010 yang akan dibayarkan di tahun ini lebih rendah dibandingkan kucuran dividen 2009. Pemerintah memproyeksikan setoran dividen 2010 senilai Rp 27,5 triliun, menurun 6,78% dibanding dividen 2009 yang mencapai Rp 29,5 triliun.

Khusus untuk perbankan, pemerintah masih menargetkan setoran dividen di atas 30%. Untuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank BNI Tbk (BBNI) masih 35%. Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebesar 45% dan BRI sebesar 30%.

"Semua masih dikaji," jelasnya. Seperti yang diberitakan oleh Reuters, Direktur Utama BBRI Sofyan Basir menginginkan setoran dividen untuk tahun ini diturunkan dari 30% menjadi hanya 5%. Pasalnya, laba bersih bank bakal disisakan untuk ekspansi ke depan.

"Posisi keuangan kita saat ini memang ketat, jadi kita meminta penurunan dividen jadi 5%. Soalnya kami ingin tumbuh dan kredit harus lebih ekspansif," kata Sofyan.

Kondisi rasio kecukupan modal (CAR) saat ini sebesar 12-13%. Selain itu, bank yang fokus ke kredit UMKM ini sudah memiliki saham publik sebesar 49%, alias 51% saham dimiliki oleh pemerintah. Artinya, BRI sudah tidak memungkinkan lagi untuk right issue.

Sofyan mengaku, masih ada rencana lain untuk bisa menambah modalnya, yaitu dengan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) di tahun ini sebesar Rp 5 triliun atau US$ 573,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×