kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemilikan SBN meningkat, begini upaya bank geliatkan penyaluran kredit di semester II


Minggu, 18 Juli 2021 / 15:38 WIB
Pemilikan SBN meningkat, begini upaya bank geliatkan penyaluran kredit di semester II
ILUSTRASI. Nasabah mengantre dengan saling menjaga jarak di kantor cabang Bank Mandiri, Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (26/4/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menjaga arus kas, perbankan menempatkan dana ke instrumen surat berharga negara (SBN) saat permintaan kredit lesu. Langkah ini diambil agar bank tetap bisa membayar bunga himpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tetap melonjak di tengah pandemi. 

Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan pertumbuhan kredit baru tumbuh mencapai 0,52% year on year (yoy) pada Juni 2021. Sedangkan DPK naik 10,95% yoy pada paruh pertama 2021. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan porsi kepemilikan bank di SBN mencapai 25,28% dari SBN yang telah diterbitkan pemerintah per Juni 2021. Persentase tersebut memosisikan bank berada di peringkat pertama dalam kepemilikan SBN, diikuti Bank Indonesia 23,05%, non residen 22,82%, asuransi dan dana pensiun 14,25%, dan lainnya 14,6%.

Baca Juga: BRI Multifinance raih peringkat idAA

Adapun porsi kepemilikan SBN oleh perbankan hingga akhir semester I-2021 tersebut lebih tinggi dari posisi per akhir Desember 2020 sebesar 24,67% dan akhir tahun 2019 yang sebesar 20,73%.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang penempatan dana di surat berharga sebesar Rp 201,95 triliun (bank only) per Mei 2021. Ia mengaku angka tersebut memang mengalami peningkatan dibandingkan periode tahun lalu.

“Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit, ekspansi kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer dan dilakukan pada sektor yang masih memiliki prospek positif atau yang relatif telah recovery lebih cepat. Misalnya sektor telekomunikasi, industri makanan & minuman, jasa kesehatan dan agrikultur dengan tren yang membaik,” ujar Rudi kepada KONTAN pada Jumat (16/7).

Lanjunya, salah satu sektor yang mencatat pertumbuhan paling tinggi yaitu sektor komunikasi yang naik sebesar 64,9% YoY di bulan Mei 2021. Adapun, secara bank only hingga Mei 2021 pertumbuhan kredit Bank Mandiri meningkat 3,29% secara yoy.

Baca Juga: BTN bidik penyaluran kredit dan layanan payroll di Indofarma (INAF)

Bank Mandiri tetap optimis bahwa kondisi ekonomi mulai tumbuh positif pada triwulan II 2021 yang didorong oleh upaya Pemerintah dalam meningkatkan Indeks Keyakinan Konsumen melalui optimisme terkait keberhasilan proses vaksinasi dan program Pemulihan Ekonomi Nasional. Ia yakini hal ini dapat meningkatkan demand kredit sampai dengan akhir tahun.

Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aestika Oryza menyatakan saat ini tren penempatan pada SBN oleh BRI cenderung menurun. Seiring dengan adanya beberapa SBN yang telah jatuh tempo dan di saat yang sama terdapat jatuh tempo beberapa kewajiban BRI seperti Obligasi yang diterbitkan, sehingga utilisasi atas likuiditas dari SBN yang jatuh tempo digunakan untuk membayar kewajiban BRI tersebut. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×