Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
“Seiring mulai pulihnya perekonomian dan program vaksinasi yang tengah digencarkan, tren penyaluran kredit kami proyeksikan mulai tumbuh dengan baik tetapi belum dapat mengimbangi pertumbuhan simpanan BRI, sehingga diperkirakan tren penempatan pada SBN akan naik secara terbatas menyesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan pinjaman,” jelasnya kepada KONTAN.
Ia menyebut berdasarkan perhitungan model ekonometrika BRI, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. BRI pun berkomitmen untuk terus menjadi mitra utama pemerintah dalam kaitannya penyaluran bantuan dan stimulus dengan harapan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat yang pada ujungnya mampu mengerek pertumbuhan kredit nasional. Secara umum BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6% hingga 7% yoy di tahun ini.
Direktur Treasury & International Bank Negara Indonesia (BNI) Henry Panjaitan mengatakan portfolio SBN BNI saat ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan kredit terus diupayakan di tengah kondisi industri perbankan yang masih membukukan pertumbuhan kredit -1,28% (yoy) di bulan Mei, 2021.
“Pada kuartal pertama 2021, kredit BNI masih tumbuh 2,2% secara (yoy) dan kredit disalurkan pada sektor dan segmen yang diproyeksikan akan tumbuh. Penempatan dana dalam SBN dilakukan untuk optimalisasi yield sebelum dana dapat tersalurkan di kredit, sehingga pertumbuhannya akan akan diselaraskan dengan pertumbuhan kredit dan DPK,” pungkasnya.
Selanjutnya: Kabar gembira, BI bakal rilis tambahan fitur tarik, transfer, dan setor dengan QRIS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News