Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan (BI rate) pertengahan Januari 2016 lalu. Tapi, kebijakan ini belum menggairahkan industri multifinance lantaran bunga pinjaman belum juga turun.
Itu sebabnya, perusahaan pembiayaan belum berencana mengubah komposisi pendanaan mereka. "Tentu kalau bunga kredit turun, kami akan adjust ke porsi dengan cost of fund terendah," ujar Jodjana Jody, Direktur Utama PT Astra Sedaya Finance, kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Untuk mengubah komposisi pendanaan, Astra Finance masih menanti apakah bunga kredit perbankan akan segera turun dalam waktu dekat. Sebab, penurunan BI rate memang tidak serta merta diikuti pemangkasan bunga kredit bank. Apalagi, saat ini perbankan masih menghadapi likuiditas ketat.
Tahun ini Astra Finance menargetkan pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp 25 triliun, tumbuh 10% dibanding tahun lalu.
Beberapa sumber
Untuk memenuhi target itu, perusahaan yang berdiri tahun 1982 ini mengandalkan beberapa sumber pendanaan. Saat ini sokongan pendanaan sebanyak 40% berasal dari obligasi. Sedang sisanya dari pinjaman bank lokal dan asing.
Bunga kredit Astra Finance saat ini cukup bervariasi. Untuk mobil bekas dengan tenor tiga tahun, mereka mematok bunga kredit 18%–20% per tahun. Sementara untuk bunga kredit mobil baru 14%.
Adapun pendanaan PT BCA Finance sebanyak 90% berasal dari joint financing dengan induk usahanya, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk. Dan sisanya yang 10% pinjaman perbankan lain, obligasi, dan modal sendiri (equity).
Tahun ini BCA Finance membidik kredit baru Rp 29 triliun. Namun kebutuhan pendanaan BCA Finance dari pihak luar tidak mencapai
Rp 29 triliun. "Ada sebagian dana dari angsuran yang masuk," kata Roni Haslim, Presiden Direktur BCA Finance
Saat ini bunga kredit mobil baru BCA Finance flat sebesar 3,99% untuk tenor satu tahun. Sedangkan bunga kredit mobil bekas flat 9% setahun.
Sama seperti BCA Finance, Willy Suwandi Dharma, Presiden Direktur PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mengatakan, saat ini sumber pendanaan perusahaannya juga masih bersandar pada joint financing dengan induk usaha Bank Danamon Tbk sebesar 40%–45%. Sisanya dari penerbitan obligasi dan pinjaman bank lain.
Adira Finance masih memiliki sisa penawaran umum berkelanjutan III Rp 4,52 triliun. Tapi, mereka juga melihat opsi lain seperti sindikasi jika beban bunga lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News