Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai hal ini berpotensi pada penurunan pendapatan premi industri asuransi jiwa. Kendati demikian, AAJI yakin anggota sudah menyiapkan berbagai strategi dalam mempertahankan bisnis.
“Mereka pasti akan melakukan banyak inisiatif untuk menggenjot premi baru. Jangan lupa bahwa apapun situasinya, asuransi jiwa itu tetap dibutuhkan bagi masyarakat,” kata Togar kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: BNI Life masih andalkan kanal bancassurance
Salah satunya dengan maksimal layanan dan penjualan melalui kanal digital. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses produk asuransi dan tidak perlu mendatangi perusahaan asuransi ketika wabah corona kian meluas.
Kendati demikian, Neny menyebut pemasaran produk secara digital hanya bisa dilakukan untuk produk sederhana seperti asuransi kecelakaan diri. Sedangkan produk lainnya harus melalui konsultasi (consultative selling) seperti unitlink agar tidak terjadi miss selling atau salah jual.
Ia pun memperkirakan akan terjadi potensi penurunan premi unitlink dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi tidak mudah mengubah pola penjualan produk yang harus melalui konsultasi lebih dulu.
“Tapi kami harus tetap memenuhi aturan regulator. Kami mengupayakan penjualan produk lainnya lewat channel marketing,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News