Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Dana Pensiun BCA (DPBCA) menyebutkan bahwa pada tahun 2025, strategi penempatan investasi akan difokuskan pada diversifikasi aset yang menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil, sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satu opsi yang akan diambil adalah Surat Utang Negara (SUN).
Direktur Utama Dana Pensiun BCA (DPBCA), Budi Sutrisno mengatakan perusahaan akan menempatkan instrumen investasi paling banyak di SUN dengan porsi minimal 30% dari total investasi. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan portofolio yang lebih defensif di tengah ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: Dapen BCA Optimistis Capai Pertumbuhan Total Aset di Tahun 2025
Kemudian, Budi bilang, deposito dan instrumen pasar uang, akan ditempatkan dengan porsi minimal 10% alokasi untuk menjaga likuiditas di tengah volatilitas.
Selanjutnya, instrumen obligasi korporasi karena memiliki peningkatan selektif untuk mengejar yield yang lebih tinggi, tetapi dengan fokus pada emiten yang memiliki peringkat tinggi.
Sedangkan untuk instrumen investasi saham, dan reksadana, memiliki porsi masing-masing sekitar 5%-10%, dengan strategi memilih sektor yang berpotensi tumbuh di tengah pelemahan rupiah, seperti komoditas atau energi terbarukan.
“Kemudian, untuk penempatan investasi tanah bangunan dan penyertaan langsung, kami sesuaikan dengan aturan investasi, di mana porsi maksimal tidak melebihi regulasi untuk diversifikasi dan perlindungan terhadap inflasi,” kata Budi kepada Kontan, Kamis (30/1).
Sementara itu, Budi menyebutkan, untuk strategi yang dilakukan guna meningkatkan investasi Dana Pensiun BCA yakni, dengan mengoptimalisasi diversifikasi portofolio dengan cara menyeimbangkan alokasi antara obligasi, deposito, dan saham untuk mengelola risiko secara efektif.
Baca Juga: Dana Pensiun BCA Sebut Total Investasi Capai Rp 5,85 Triliun hingga Desember 2024
“Kami juga melakukan manajemen durasi pada obligasi, yaitu memperpanjang durasi jika penurunan suku bunga terus berlanjut, untuk mengunci yield yang lebih tinggi di masa depan, dan berinvestasi di instrumen berbasis pendapatan tetap ketika suku bunga tinggi, sebelum potensi penurunan lebih lanjut,” jelas Budi.
Tak hanya itu, Budi bilang, strategi lainnya yang akan dilakukan Dana Pensiun BCA yakni, fokus pada emiten obligasi dengan kualitas kredit tinggi untuk menjaga stabilitas dan memitigasi risiko default.
Ditambah, Dapen BCA juga akan melakukan pemantauan makroekonomi dengan memperhatikan kebijakan moneter dan fiskal, serta sentimen global yang mempengaruhi nilai tukar dan aliran dana asing.
Adapun hingga Desember 2024, total investasi Dana Pensiun BCA mencapai sebesar Rp 5,85 triliun. Angka ini tumbuh 2,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Budi menilai prospek investasi Dapen BCA akan lebih baik di 2025. Pasalnya, di tahun ini, bukan lagi tahun politik sehingga diharapkan bisa membawa sentimen positif karena risiko ketidakpastian kebijakan pasca-pemilu telah mereda.
Selanjutnya: Gold Edges Up on Softer Dollar, Focus on Trump Tariffs
Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 30 Januari-2 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News