Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Dana Pensiun BCA (DPBCA) menyebutkan bahwa hingga Desember 2024, total investasi mencapai sebesar Rp 5,85 triliun. Angka ini tumbuh 2,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno menuturkan, penempatan investasi terbesar berada di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan porsi sebesar 36,76% dari total portofolio.
“Alasan SBN terbesar karena instrumen itu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, sehingga memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah," kata Budi kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).
Meskipun berisiko rendah, dia mengatakan bahwa SBN masih menawarkan imbal hasil yang kompetitif dibandingkan instrumen lain dengan risiko yang sebanding, seperti deposito atau obligasi korporasi dengan peringkat lebih rendah.
Selain itu, Budi menilai prospek investasi Dapen BCA akan lebih baik di 2025. Pasalnya, di tahun ini, bukan lagi tahun politik sehingga diharapkan bisa membawa sentimen positif karena risiko ketidakpastian kebijakan pasca-pemilu telah mereda.
Baca Juga: Dapen Buru SRBI Walau Bunga Layu
Selain itu, ia mengatakan tren kebijakan moneter global juga menunjukkan bahwa The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali di sepanjang 2025, meskipun ini lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya yang memproyeksikan empat kali penurunan.
“Hal ini menunjukkan adanya perbaikan bertahap dalam kondisi global, meski tingkat likuiditas internasional masih ketat,” imbuhnya.
Lebih jauh lagi, Budi menyampaikan bahwa pihaknya akan menerapkan beberapa strategi dalam pengelolaan investasi untuk meningkatkan hasil investasi Dapen BCA di tahun ini. Diantaranya untuk jangka pendek atau kurang satu tahun, mengantisipasi kebutuhan likuiditas, perusahaan meningkatkan investasi pasar uang (Deposito, DOC, SRBI, dan Sertifikat Deposito).
“Hal itu sesuai dengan komitmen DPBCA untuk menjaga level likuiditas pembayaran manfaat pensiun yang makin besar,” ujarnya.
Sedangkan untuk strategi jangka menengah, Budi bilang, dengan melakukan matching antara kebutuhan dana dengan investasi atau liability driven, di mana durasi investasinya satu tahun hingga lima tahun, Dapen BCA akan masuk pada investasi Obligasi Korporasi dan SBN dengan durasi lima tahun, serta reksadana pendapatan tetap.
“Dan untuk strategi jangka panjang, di mana biasanya mencari value yang tinggi, kami akan masuk pada investasi SBN lebih dari 5 tahun, saham, penyertaan langsung dan tanah bangunan," tandasnya.
Baca Juga: Dapen BCA Optimistis Capai Pertumbuhan Total Aset di Tahun 2025
Selanjutnya: Perhapi Kritik Usulan Baleg DPR Soal Perguruan Tinggi dan UKM Bisa Kelola Tambang
Menarik Dibaca: Menilik Manfaat Lidah Buaya untuk Penderita Diabetes yang Tak Banyak Diketahui
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News