CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.904   -44,00   -0,28%
  • IDX 7.220   5,53   0,08%
  • KOMPAS100 1.103   0,72   0,07%
  • LQ45 878   1,97   0,23%
  • ISSI 218   -0,27   -0,13%
  • IDX30 449   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 541   1,63   0,30%
  • IDX80 126   0,09   0,07%
  • IDXV30 136   0,48   0,35%
  • IDXQ30 150   0,36   0,24%

Penetrasi rendah, insurtech diharapkan bisa lebih menjangkau masyarakat


Kamis, 30 Juli 2020 / 14:39 WIB
Penetrasi rendah, insurtech diharapkan bisa lebih menjangkau masyarakat
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan banner asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Jakarta, Rabu (10/6). Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset Industri Keungan Non Bank (IKNB) pada Maret 2020 mencapai Rp 2,490 triliun. Jum


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan teknologi digital di asuransi diharapkan dapat mendorong penetrasi asuransi di Indonesia yang masih relatif rendah. Melalui produk-produk asuransi yang lebih simple, dan klaim yang bisa dilakukan secara digital, diharapkan dapat menepis kesan bahwa asuransi rumit dan sulit diklaim. 

M. Ihsanuddin, Deputy Komisioner Pengawasan IKNB II OJK mengatakan, pertumbuhan literasi asuransi masih lambat, serta densitas dan penetrasi juga masih rendah. Untuk IKNB, tambahnya, yang tumbuh cukup pesat adalah pegadaian dan fintech. Ihsanuddin juga mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang saat ini mengalami kontraksi memang agak sulit untuk memasarkan asuransi.

Baca Juga: Akulaku sudah restrukturisasi kredit hingga Rp 47,3 miliar per Juli 2020

“Selama ekonomi belum  membaik, atau income masyarakat belum pulih, dan industri asuransi belum sehat, tidak mudah memasarkan asuransi. Apalagi dengan model bukan face to face,” ujarnya dalam acara InfobankTalkNews Media Discussion bertema “Peluang dan Tantangan Asuransi di Era Digital” yang dilaksanakan, di Jakarta, Kamis, (30/7).

Senada, Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Institute mengatakan, insurtech untuk saat ini baru sebatas potensi, namun memiliki potensi yang sangat besar. “Asuransi akan baik kalau ekonominya baik, namun ekonomi sendiri saat ini masih terkontraksi” ujarnya. 

Sementara itu, Bianto Surodjo, Director & Chief of Partnership Distribution Officer PT Asuransi Allianz Life Indonesia menambahkan, bisnis digital diakui membantu asuransi untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Menurutnya, pesatnya perkembangan pada payment system akan diikuti pula oleh asuransi. “Mungkin Perjalanan asuransi akan mengikuti jejak payment ini, hanya start poinnya saja yang berbeda” ujarnya.

Baca Juga: Bank Mandiri sudah salurkan kredit Rp 16,2 triliun dari dana PEN

Ia menambahkan, jika mau berkembang lebih cepat, maka asuransi harus memasukkan ekosistem digital. “Di Asuransi umum sudah berjalan, menempelkan asuransi perjalanan ke platform perjalanan.  Allianz juga sudah memulai menerapkan ini dengan bekerja sama dengan Bukalapak misalnya, untuk menawarkan asuransi kesehatan dan jiwa” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×