kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: OJK perlu mengembangkan blueprint pengembangan IKNB secara berkelanjutan


Minggu, 21 November 2021 / 16:43 WIB
Pengamat: OJK perlu mengembangkan blueprint pengembangan IKNB secara berkelanjutan
ILUSTRASI. Petugas call center bekerja di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/14/07/2016


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri keuangan nonbank (IKNB) terus menunjukkan adanya perkembangan dari tahun ke tahun, kendati demikian kinerjanya masih relatif lambat pada tahun ini. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan bahwa IKNB masih akan menghadapi tantangan pada tahun ini, seiring penyebaran virus corona yang terus terjadi. Pandemi itu membuat aktivitas perekonomian belum optimal sehingga mempengaruhi bisnis IKNB.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menilai bahwa kinerja IKNB itu sangat bergantung kepada aktivitas ekonomi dan aktivitas kredit. Misalnya, kinerja asuransi jiwa banyak berasal dari polis asuransi kredit dengan volume besar dan asuransi jiwa dari para kreditur.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, dibandingkan dengan perbankan dan pasar modal, IKNB belum optimal pengembangannya. Berbagai permasalahan khususnya di industri asuransi menyebabkan perkembangan IKNB tertahan.

Walaupun kata Piter hal ini lebih disebabkan oleh kondisi awalnya yang memang berbeda. Ketika OJK berdiri, kondisi IKNB memang jauh tertinggal dibandingkan perbankan dan pasar modal. "Meski begitu PR ini harus segera diselesaikan oleh OJK ke depannya. Harus ada percepatan reformasi di IKNB," kata Piter kepada kontan.co.id, Minggu (21/11).

Piter menjelaskan, yang tergabung dalam IKNB itu cukup banyak. Ada asuransi, dana pensiun, leasing, dan lain-lain. Tetapi, jika melihat perkembangan dan kinerja di semua industri, yang terbesar di IKNB adalah asuransi, leasing dan dana pensiun.

Baca Juga: OJK punya pekerjaan rumah di sektor IKNB agar bisa imbangi perbankan dan pasar modal

"Kalau dari sisi asuransi sebagaimana diketahui terdampak oleh berbagai permasalahan kasus di Jiwasraya, Asabri, Bumiputera dan asuransi lainnya. selain itu terdampak juga oleh pandemi dalam dua tahun terakhir. sementara leasing tidak punya masalah besar tetapi terdampak oleh pandemi. dana pensiun yang relatif tidak terlalu terdampak," sambung Piter.

Sementara itu, Piter menambahkan, IKNB melengkapi sistem keuangan di Indonesia dan memiliki peran yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Di semua negara, asuransi dan dana pensiun berperan menggerakkan pasar keuangan yang sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Sayangnya asuransi dan dana pensiun di Indonesia belum cukup berkembang dan belum cukup berkontribusi menggerakkan pasar keuangan di Indonesia. pasar keuangan di Indonesia menjadi tipis dan fragile," katanya.

Piter pun berharap OJK bisa mengembangkan grand design atau blueprint pengembangan IKNB dan secara konsisten membangun IKNB sehingga IKNB benar-benar menjadi salah satu sokoguru sistem keuangan di Indonesia yang kokoh dan berkontribusi besar terhadap perekonomin indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua untuk Bidang Information & Applied Technology Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Dalimunthe menyatakan, dalam perkembangan ekonomi, terkait dengan jasa keuangan (IKNB), perbankan masih mendominasi kontribusi PDB.

"Hal ini bisa dimaklumi karena masyarakat lebih mengenal produk-produk perbankan, dan regulator pun memiliki referensi yang sangat luas dalam mengatur industri perbankan. Hal yang berbeda dengan industri asuransi, yang meskipun industri global, namun pertumbuhannya relatif kecil, bahkan dibandingkan dengan industri lain di IKNB sekalipun," jelasnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×