Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Badan Penyelenggara Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) mengungkapkan kalangan pengusaha vendor migas menginginkan proses pembiayaan dari perbankan bisa berlangsung lebih cepat.
"Pengusaha ingin proses cepat, penjaminan tidak banyak. Standar pelayanan juga bisa lebih baik dari perbankan internasional, " kata Deputy Chairman for Finance Management BP Migas Akhmad Syakhroza, di sela-sela Simposium BP Migas Perbankan Nasional Penyedia Barang Jasa di Industri Hulu Migas, Kamis (24/11).
Menurutnya, pembiayaan bagi vendor migas seharusnya tidak lagi rumit karena ada pertukaran data yang jelas antara vendor dan perbankan. Selain itu, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) migas juga sudah diwajibkan menempatkan uang di perbankan nasional.
Ia menuturkan, dulu vendor sulit mendapat pembiayaan karena bank tidak begitu mengerti dengan bisnis migas. "Proyek kami pasti, relatif tidak ada resiko. Ada cost of recovery yang disepakati, rencana kerja yang jelas. Ini menjadi dasar bagi perbankan untuk mendanai," terang Achmad. Tahun ini cost of recovery di sektor migas yang dijaminkan pemerintah mencapai US$ 12,5 miliar.
Dengan kemudahan pembiayaan yang mengalir ke sektor migas, khususnya kepada vendor, BP Migas berharap pertumbuhan sektor keuangan yang pesat juga berdampak positif ke sektor riil.
Menanggapi hal tersebut Deputi Gubernur BI Muliaman mengungkapkan saat ini dukungan perbankan sudah optimal. Ia menampik kalau bank sulit memberikan kredit untuk vendor migas. "Tak kenal maka tak sayang. Kredit di sektor pendukung migas cukup besar. Nanti antara kita dan BP migas akan ada pertemuan lanjutan," tukas Muliaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News