kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjaminan pemerintah belum signifikan dorong kredit modal kerja


Minggu, 18 Oktober 2020 / 16:10 WIB
Penjaminan pemerintah belum signifikan dorong kredit modal kerja
ILUSTRASI. Pekerja?melayani pembeli di salah satu warteg di Jakarta, Selasa (14/7). Pemerintah meluncurkan penjaminan kredit modal kerja untuk UMKM dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjaminan pemerintah atas kredit modal kerja (KMK) di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta segmen korporasi belum cukup berdampak mendorong penyaluran kredit di segmen tersebut. Hingga Agustus 2020, KMK perbankan masih turun sebesar 1,7% secara tahunan atau  year on year/yoy.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, penyaluran kredit KMK di BCA hingga September 2020 belum tumbuh signifikan. "Sejauh ini belum banyak (penyalurannya)," ujarnya kepada Kontan.co,id, Kamis (15/10).

Adapun penyaluran baru KMK dari segmen UMKM di BCA, mayoritas berasal dari sektor perdagangan. Sementara  penyaluran KMK segmen korporasi BCA belum ada yang diikutsertakan dalam penjaminan sejauh ini.  Namun, BCA merupakan salah satu bank yang ikut meneken nota kesepahaman perjanjian penjaminan KMK degan  Lembaga Penjamin Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) pada Juli 2020 lalu.

Adapun rata-rata bunga KMK BCA saat ini ada di level 7,4% untuk korporasi, 8,9% untuk komersial dan 10,3% untuk UMKM. Jahja bilang, bunga kredit pasti berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Ada debitur yang diberikan bunga jauh lebih rendah dari rata-rata tersebut.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) Nasional Belum Juga Bergerak

Tren rata-rata tingkat bunga kredit modal kerja BCA mengalami penurunan. Menurut Jahja, penurunannya sekitar 2%-3% jika dibandingkan dengan akhir tahun 2019.

Sementara, Haru Koemaahargyo Direktur Keuangan BRI menuturkan, penjaminan pemerintah melalui PMK 71 telah mendorong pertumbuhan KMK secara umum. Per September 2020, penyaluran kredit BRI dengan skema penjaminan KMK  telah mencapai Rp 5,1 triliun kepada 8.310 debitur. Hingga Agustus, KMK BRI tumbuh 3.3% YoY. "Kredit KMK yang telah disalurkan oleh BRI sebagian besar berasal dari sektor pangan dan jasa," kata Haru.

Setelah fokus melakukan restrukturisasi kredit sebagai bentuk dukungan BRI terhadap penyelamatan bisnis nasabah, BRI sudah kembali fokus dalam melakukan penyaluran kredit secara selektif.  BRI memperkirakan pertumbuhan kredit sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar 4%.

Adapun bunga KMK BRI secara umum telah mengalami penurunan sejalan dengan upaya penyelamatan bisnis nasabah melalui restrukturisasi dengan berbagai skema antara lain perpanjangan jangka waktu, penundaan pembayaran pokok, dan atau penurunan suku bunga. Haru bilang, penurunan atas skema tersebut berkisar 2%-4% sesuai dengan penilaian terhadap kondisi nasabah.

Baca Juga: Perbankan masih hati-hati walau permintaan kredit korporasi meningkat

Penyaluran KMK PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di segmen UMKM tumbuh cukup baik. Pahala Mansyuri, Direktur Utama BTN mengatakan, KMK UMKM di bank pelat merah ini tumbuh sebesar 14% YoY per September 2020. "Namun, tidak semua KMK segmen UMKM ini mendapat penjaminan," ujarnya.

Untuk penyaluran KMK di segmen korporasi dan komersial, Pahala tak memberikan update. Sampai akhir tahun, BTN optimis kredit modal kerja di segmen UMKM ini bisa tumbuh 15% dan tahun depan bisa mendekati 20% kalau ekonomi sudah kembali mengalami pemulihan.

Data Bank Indonesia (BI), Kredit Modal Kerja (KMK) per Agustus tercatat sebesar Rp 2.471,1 triliun atau turun 1,7% secara year on year (YoY). Namun, perlambatan tersebut sudah melandai dibandingkan bulan Juni yang tercatat turun sebesar 2%.

Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor Perdagangan,  Hotel dan Restoran (PHR). KMK sektor industri pengolahan turun 1,3% YoY, lebih dalam dari bulan sebelumnya yang tercatat minus 0,4% YoY. Penurunan tersebut terutama terjadi pada  kredit industri rokok khususnya di Jawa Tengah dan Jawa  Timur.

Sementara KMK sektor PHR minus 4,3% YoY, tetapi tidak sedalam penurunan bulan Juli yang turun 4,8% YoY. Ini terutama bersumber dari perbaikan KM subsektor perdagangan besar barang keperluan rumah tangga di  Banten dan Sulawesi Selatan.  

Seperti diketahui, penjamin KMK sektor UMKM dilakukan pemerintah lewat Jamkrindo dan Askrindo. Penjaminan KMK sektor korporasi dilakukan lewat LPEI dan PII. Hingga 13 Oktober, Jamkrindo telah menjamin kredit modal kerja program PEN senilai Rp 4,62 triliun dari dari 236.471 debitur.  Sementara Askrindo sudah menjamin Rp 6,65 triliun hingga 28 September.

Selanjutnya: Jamkrindo catatkan penjaminan kredit modal kerja PEN Rp 4,7 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×