kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Penjualan Aset Bermasalah Dorong Kenaikan Pendapatan Recovery Perbankan


Senin, 20 Mei 2024 / 19:17 WIB
Penjualan Aset Bermasalah Dorong Kenaikan Pendapatan Recovery Perbankan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI), Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (26/2/2024). KONTAN/Baihaki


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank terus berupaya mengoptimalkan penjualan aset-aset dari kredit bermasalahnya, termasuk yang sudah hapus buku atau write off. Hal ini dilakukan untuk menekan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), sekaligus menambah pendapatan non bunga bagi bank.

Berdasarkan laporan keuangannya, selama periode tiga bulan pertama tahun 2024 atau Kuartal I-2024, bank-bank besar, terutama bank pelat merah telah membukukan pendapatan recovery dari penjualan aset yang meningkat secara tahunan.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, telah mengantongi pendapatan non bunga dari recovery aset sebesar Rp 4,16 triliun pada Kuartal I-2024, naik 42,7% secara tahunan (year on year/YoY) dari periode tahun sebelumnya Rp 2,92 triliun.

Sejalan dengan itu, rasio NPL BRI terkendali di kisaran 3,11% per Maret 2024, dengan rasio loan at risk (LAR) yang membaik, dari 16,39% pada Kuartal I-2023, menjadi 12,70% pada Kuartal I 2024.

Baca Juga: BRI Raih Tiga Gelar Bergengsi Euromoney Trade Finance Award 2024

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto sebelumnya mengatakan pemulihan aset kredit BRI akan terus ditingkatkan di 2024, dengan menempuh skema lelang maupun penjualan bulk, serta bekerjasama dengan para broker property, hingga balai lelang.

Tahun ini Agus memproyeksikan penjualan agunan dari kredit bermasalah meningkat 45% YoY sejalan dengan kondisi ekonomi dan pasar yang stabil.

Bank pelat merah lainnya seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga terus berupaya mengoptimalkan penjualan aset bermasalahnya tahun ini.

Direktur Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan, saat ini BTN sedang dalam proses pelaksanaan penjualan aset tahap 2 sebagai salah satu inisiatif bank dalam rangka meningkatkan pendapatan Bank dan menurunkan rasio kredit bermasalah. 

"Sebagian besar kredit bermasalah yang akan dijual merupakan kredit komersial yang didominasi oleh high rise building dan juga untuk pelaksanaan asset sales di tahun 2024 akan melibatkan penjualan dari kredit consumer," kata Novie kepada Kontan, Senin (20/5).

Adapun target BTN tahun ini untuk mengurangi porsi kredit bermasalah serta target pendapatan recovery yakni sebesar Rp 2 triliun dari skema asset sales. Dengan upaya penjualan aset bermasalah tersebut, diharapkan dapat menekan rasio NPL di bawah 3% hingga akhir tahun 2024.

Jika melihat laporan presentasi BTN, bank ini mencatatkan pendapatan recovery sebesar Rp 98 miliar pada kuartal I-2024, naik 6,9% YoY dari periode tahun sebelumnya Rp 92 miliar.

Baca Juga: Usai Cross Ownership, Lippo dan MNC Tempatkan Perwakilan Direksi di MNC Bank dan NOBU

Sejalan dengan itu, rasio NPL BTN membaik secara tahunan dari sebelumnya 3,5% menjadi 3% per Maret 2024, dengan rasio LAR yang membaik, dari 24,2% pada Kuartal I-2023, menjadi 21,6% pada Kuartal I 2024.

Di sisi lain manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku telah menuntaskan penjualan aset bermasalahnya.  EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut penghapusbukuan kredit telah dilakukan secara selektif.

Ke depan, BCA optimistis dalam penyaluran kredit dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga.

"Kami mencatat bahwa penyelesaian aset bermasalah sudah sesuai dengan target dan timeline yang ditetapkan perseroan, bekerja sama dengan stakeholders terkait dan sesuai ketentuan yang berlaku," kata Hera.

Hera juga menyebut, saat ini tren kualitas kredit di BCA terus membaik, terlihat dari rasio LAR BCA secara konsisten mencatatkan penurunan hingga mencapai 6,6% pada kuartal I 2024, dibandingkan dengan 9,8% periode sama di tahun sebelumnya.

Hal ini selaras dengan portofolio kredit restrukturisasi BCA yang terus mencatatkan penurunan, seiring dengan pemulihan bisnis debitur. Dari total jumlah restrukturisasi kredit saat ini, didominasi oleh kategori lancar (Kolektibilitas 1).

Seiring dengan tren kualitas kredit BCA yang membaik di kuartal I 2024,  BCA akan menjaga nilai CKPN yang memadai di industri perbankan Indonesia dengan NPL coverage sebesar 220,3% dan LAR coverage sebesar 71,9%. 

"Biaya pencadangan akan senantiasa kami review sejalan dengan perkembangan kualitas aset dan kondisi perekonomian Indonesia," katanya.

Adapun Bank lainnya seperti PT Bank Mandiri Tbk juga mencatatkan pendapatan dari recovery aset yakni sebesar Rp 3,60 triliun pada Kuartal I-2024. Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan pendapatan dari recovery aset sebesar Rp 1,15 triliun pada Kuartal I-2024, naik dari periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,14 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×