Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Perlambatan penjualan di industri otomotif membuat perolehan pembiayaan PT Astra Sedaya Finance (ASF) terkena imbasnya. Sepanjang dua bulan pertama tahun 2015 ini, baik unit maupun nilai pembiayaan perusahaan turun sekitar 14%. "Kalau unit dari 38.158 unit turun jadi 32.877 unit, sedangkan amount financing dari Rp 4,98 triliun last year (year to date) Februari jadi Rp 4,31 triliun," ujar Chief Executive Officer (CEO) ASF, Jodjana Jody, Selasa (31/3).
Ia menjelaskan, pasar otomotif tanah air mengalami penurunan selama dua bulan pertama. Hingga Februari 2015, penjualan mobil terkoreksi 13%, dari semula 215.390 unit menjadi 188.388 unit akhir bulan lalu.
Di sisi lain, kombinasi antara perekomian dalam negeri yang masih lambat, ketatnya likuiditas, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang belum juga diketok menjadi alasan belum pulihnya volume penjualan kendaraan. "Suku bunga masih tidak favorable dan tidak adanya model mobil baru yang secara volume bisa mendongkrak pasar," tuturnya.
Dengan sederet situasi ini, masyarakat masih mengerem atau menunda pembelian kendaraan sehingga berimbas pada penjualan otomotif. Hal ini pun terlihat pada penyaluran kredit yang terkoreksi sepanjang dua bulan lalu. Lantas, Jodjana pun memprediksi perusahaan akan menutup pembiayaan di angka Rp 6,31 triliun per kuartal pertama tahun 2015.
Ia memproyeksikan perlambatan masih akan berlangsung hingga kuartal kedua nanti. Sebab, suku bunga bank yang berpotensi naik membuat konsumen menunda keputusan pembelian kendaraan . Tetapi, Jodjana berharap, hal berbeda akan terjadi pada pertengahan tahun ini. "Maybe semester dua akan lebih baik sedikit bilamana roda pemerintah mulai bergerak," ungkapnya.
ASF tetap mempertahankan strateginya, yakni fokus untuk menyalurkan kredit yang berkualitas sehingga cicilan yang masuk lancar. Saat ini, porsi pembiayaan kendaraan roda empat alias mobil berkisar 96%. Sisanya mengalir ke pembiayaan alat berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News