Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggara layanan keuangan urun dana atau equity crowd funding resmi memiliki asosiasi sendiri. Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat menghentikan pemberian izin usaha baru untuk beberapa waktu hingga terbentuknya asosiasi yang menaungi penyelenggara Equity Crowdfunding.
Oleh sebab itu, kini hadir Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) sebagai penaung penyelenggara equity crowdfunding. Ketua Umum ALUDI Reza Avesena menyatakan asosiasi ini memiliki peran sebagai perpanjangan tangan dari reglator.
“Juga mendampingi dan membantu proses perizinan bagi anggota. Hingga mengawasi dan membina anggota asosiasi dalam menjalankan bisnis,” papar Reza dalam diskusi virtual bersama Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), Selasa (15/12).
Asosiasi ini diinisiasi oleh penyelenggara yang telah mengantongi izin dari OJK yakni PT Santara Daya Inspiratama (Santara), PT Investasi Digital Nusantara (Bizhare), dan PT Crowddana Teknologi Indonusa (CrowdDana). Asosiasi ini elah terbentuk pada Juli 2020.
Baca Juga: Amartha siapkan produk keuangan investasi dan asuransi bagi UMKM
ALUDI kemudian mendapatkan pengesahan Kementerian Hukum dan HAM pada 2 November 2020 dan mendapatkan pengakuan OJK pada 11 November 2020. Kini, anggota ALUDI terdiri dari 13 anggota penyelenggara layanan urun dana. Terdiri dari tiga klaster UMKM, real estate, hingga creative and start up.
Penyelenggara pada klaster UMKM terdiri dari Santara, Bizhare, Bynis, Urun modal dan Udana. Sedangkan real estate untuk pembangunan rumah maupun kos-kosan terdiri dari CrowdDana, Pramdana, LandX. Adapun untuk klaster Creative dan strat up terdiri dari Likuid, FundEx, serta danasaham.
Hingga kuartal ketiga 2020, OJK mencatat sudah ada 111 UKM yang berhasil menghimpun dana lewat industri ini per September 2020.
“Hingga 30 September 2020, terdapat 16.965 investor yang telah menyalurkan dana senilai Rp 153,91 miliar kepada 111 issuer,” ujar Luthfy Zain Fuady, Kepala Deputi Pengawasan Pasar Modal 1A OJK beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kepercayaan investor kembali, IHSG diproyeksikan menuju level 7.000 di 2021
Pendanaan itu telah dilakukan oleh tiga penyelenggara equity crowdfunding yang telah tercatat dan berizin dari OJK. Rinciannya PT Santara Daya Inspiratama (Santara) berhasil mengumpulkan dana senilai Rp 95,58 miliar dari 15.171 investor untuk 68 penerbit saham (UKM).
Lalu, PT Investasi Digital Nusantara (Bizhare) menyalurkan dana senilai Rp 29,92 miliar kepada 39 penerbit yang dihimpun dari 1.225 investor. Sedangkan PT Crowddana Teknologi Indonusa menyalurkan pendanaan kepada 4 penerbit senilai Rp 28,4 miliar dari 569 investor.
Chief Business Officer Santara Krishna Wijaya menyatakan, pandemi tidak memberikan dampak kepada bisnis urunan dana. Ia menyebut, terjadi kenaikan nilai dana yang dapat dikumpulkan dalam platform Santara sebesar 213% pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama 2020.
“Kondisi dimana masyarakat banyak yang beraktifitas melalui work from home dan stay at home memberikan peluang bagi banyak pelaku bisnis online untuk berkembang lebih cepat, termasuk Santara sendiri,” tutur Krishna kepada Kontan.co.id.
Ia menyebut literasi masyarakat di pasar modal cukup rendah telah menjadi tantangan. Terlebih mengenai bisnis model layanan urun dana melalui platform equity crowdfunding. Padahal model bisnisnya merupakan duplikasi dari bursa efek.
Baca Juga: P2P lending syariah dorong mengembangkan industri produk halal Indonesia
“Kami masih melihat peluang yang baik di tahun depan, dimana menurut catatan kami, beberapa bisnis performanya mulai rebound, beberapa pivotnya berhasil, dan optimisme lainnya. Kami melihat masih banyak pelaku bisnis yang bisa bersaing, bahkan di masa pandemi ini, khususnya mereka yang sudah melek atas saluran distribusi oline, jasa kesehatan,” jelasnya.
Pada tahun depan, Santara menargetkan dapat meningkatkan volume penyaluran dana hingga empat kali lipat dari posisi saat ini. Juga memperluas produk seiring dengan upaya OJK yang tengah menyusun penawaran berbasis surat utang dan sukuk yang akan ditawarkan melalui platform equity crowdfunding.
Selanjutnya: Berdayakan ekonomi perempuan, pelaku jasa keuangan buka akses permodalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News