kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.058   -7,33   -0,10%
  • KOMPAS100 1.055   -0,23   -0,02%
  • LQ45 829   -1,73   -0,21%
  • ISSI 215   -0,14   -0,07%
  • IDX30 424   -0,48   -0,11%
  • IDXHIDIV20 513   0,16   0,03%
  • IDX80 120   -0,15   -0,12%
  • IDXV30 125   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   0,08   0,05%

Penurunan bunga kredit konsumen bisa 3-6 bulan lagi


Kamis, 13 Oktober 2011 / 08:30 WIB
ILUSTRASI. Rekomendasi HP murah RAM besar terbaru, harga Realme 7i mulai Rp 2 jutaan


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan alias BI rate 25 basis poin (0,25%) menjadi 6,5% turut mempenaruhi sektor pembiayaan. Ada kemungkinan, perusahaan pembiayaan akan menurunkan bunga kreditnya, meski tidak dalam waktu dekat.

Maklum, hingga saat ini perusahaan pembiayaan masih mengandalkan perbankan sebagai sumber pendanaan. Berdasarkan data terbaru sektor pembiayaan per Agustus 2011, pendanaan dari bank lokal mencapai Rp 94,71 triliun atau 54,83% dari total pinjaman multifinance yang mencapai Rp 172,75 triliun. Penurunan BI Rate ini bisa menjadi sinyal bagi bank untuk ikut menurunkan bunga pinjamannya, termasuk ke perusahaan pembiayaan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia mengatakan, penurunan BI Rate belum terasa pengaruhnya. "Kalaupun ada, perlu waktu satu atau dua bulan," kata Wiwie kepada KONTAN, Rabu (12/10).

Wiwie mengatakan, belum ada konfirmasi dari pihak bank. Namun, ia memperkirakan bank akan memotong bunga pinjaman. "Sinyalnya sudah ada dari BI," ujar Wiwie.

Direktur Utama Mandiri Tunas Finance (MTF) Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, penurunan BI Rate ini bakal membuat beban pendanaan perusahaan pembiayaan lebih enteng. Akan tetapi efek tersebut baru terasa tiga hingga enam bulan lagi. "Bank belum tentu menurunkan suku bunga. Tapi kemungkinan akan lebih efisien," imbuh Susatyo.

Selama ini Mandiri Tunas mendapat 65% pendanaan dari induk usahanya, PT Bank Mandiri Tbk., sekitar 25% berasal dari pinjaman bilateral bank lain, dan sisanya ditutup oleh hasil penerbitan obligasi.

Mandiri Tunas memperkirakan, kebutuhan dana mereka di 2012 akan bertambah 20%-25% dari tahun ini, sesuai target pertumbuhan pembiayaan. Jika tahun ini target pembiayaan mencapai Rp 6,5 triliun, berarti kebutuhan dana tahun depan berkisar Rp 7,8 triliun hingga Rp 8,1 triliun.

Mandiri Tunas mengakui, sebagian besar sumber pendanaan masih akan berasal dari pinjaman bank.

Kredit turun masih lama

Lantaran penurunan bunga sumber dana multifinance mungkin baru terasa dua bulan lagi, bunga kredit perusahaan multifinance ke konsumen bisa tertunda lebih lama. Namun, Wiwie memastikan, multifinance juga akan memangkas bunga kredit ke konsumen jika bunga pinjaman di bank turun. Adapun, implementasinya tergantung pada masing-masing perusahaan.

Mandiri Tunas, yang menggeluti pembiayaan kendaraan bermotor, juga mengaku belum akan menurunkan bunga kreditnya dalam waktu dekat. "BI Rate belum terlalu berpengaruh. Kalau naik cepat pengaruhnya, tapi kalau turun lambat," kata Ignatius Susatyo Wijoyo, Direktur Utama Mandiri Tunas Finance.

Jika bank menurunkan bunga kreditnya, Susatyo mengisyaratkan, bunga kredit di perusahaannya juga akan turun. Tapi, ini hanya berlaku untuk pembiayaan dengan risiko relatif rendah, dengan uang muka di atas 20%. Saat ini Mandiri Tunas mengenakan bunga rata-rata 6%-7%. "Bisa turun sampai sedikit di bawah 6%," kata Susatyo.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×