Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit kepemilikan hunian masih terus berlanjut. Data Bank Indonesia (BI) mencatatkan, realisasi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR0 dan Kredit Kepemilikan Apartemen (KPA) per Agustus 2019 hanya tumbuh 11,3% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 494,9 triliun.
Penyaluran KPR dan KPR tersebut tumbuh melambat dari bulan-bulan sebelumnya. Pada Juli, penyaluran kredit kepemilikan hunian ini masih tumbuh 12,3% dan pada Juni tumbuh 12,8%.
Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) tengah getol menambah modal
Perlambatan pertumbuhan itu salah satunya dialami oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk. Penyaluran KPR bank pelat merah ini hanya tumbuh 16% yoy per Agustus 2019. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil menorehkan pertumbuhan hingga di atas 20%.
Namun, BTN masih berharap sampai ujung tahun penyaluran KPR perseroan masih bisa tumbuh cukup bagus yang akan ditopang oleh segmen menengah bawah. "Ini khususnya untuk segmen di bawah Rp 500 juta dan lebih khusus lagi perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau KPR subsidi," kata Budi Satria, Direktur Konsumer BTN pada Kontan.co.id, Jumat (4/10).
Budi juga berharap pelonggaran aturan Loan to Value (LTV) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) khususnya kepemilikan rumah kedua dan seterusnya mendorong pertumbuhan KPR ke depan. Namun, dia mengakui pelonggaran aturan yang berlaku mulai 2 Desember 2019 masih membutuhkan waktu untuk terlihat dampak positifnya.
Guna menggenjot penyaluran KPR sampai akhir tahun,BTN masih terus mencoba melakukan bundling program dengan pengembang-pengembang yang sudah bekerjasama dengan perseroan. Adapun bunga floating KPR BTN saat ini ada di sekitar 12,5%.
Baca Juga: Salurkan PMN Rp 2,5 triliun, pemerintah buat tiga program pembiayaan perumahan
Sementara PT Bank CIMB Niaga Tbk masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup bagus dari penyaluran KPR. Hingga Agustus 2019, bank swasta buku IV ini telah mencatatkan KPR Rp 6,3 triliun atau tumbuh 13,6% secara yoy.
Heintje Mogi, Kepada Bisnis Mortgage & Indirect Auto CIMB Niaga mengatakan, penyaluran KPR masih tumbuh cukup bagus sejalan dengan strategi-strategi bisnis yang dijalankan CIMB Niaga.
Hingga akhir tahun, CIMB Niaga menargetkan penyaluran KPR sebesar Rp 10,5 triliun atau tumbuh dua digit. "Kami sangat yakin sampai akhir tahun, KPR tumbuh dua digit," kata Heintje.
Total outstanding KPR CIMB Niaga hingga Agustus mencapai Rp 32,5 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 10 triliun disalurkan lewat pembiayaan syariah. Adapun rata-rata ticket size atau nilai KPR yang dibiayai CIMB Niaga sekitar Rp 900 juta-an.
Sedangkan bunga KPR yang ditawarkan CIMB Niaga adalah 6,7% fixed tiga tahun dan 8% fixed lima tahun dan bunga floating sekitar suku bunga Bank Indonesia (BI) ditambah 5%.
Baca Juga: Siap spin off, UUS BTN akan dimerger dengan bank syariah anak BUMN
Guna menggenjot pertumbuhan KPR, CIMB memilih tidak melakukan pemasaran secara besar-besaran. Bank ini lebih fokus menjalin kerjasama dengan pengembang, asosiasi dan juga komunitas. "Saat ini kami sudah bermitra dengan 800 pengembang," ungkap Heintje.
Selain itu, CIMB Niaga juga melakukan program referral club yakni memberikan komisi bagi orang yang merekomendasikan teman ataupun kenalannya yang ingin memindahkan KPR dari bank lain (take over kredit).
Adapun PT Bank Woori Saudara Tbk (SDRA) tidak terlalu fokus membidik penyaluran KPR tahun ini. Saat ini, porsi KPR masih sangat kecil yakni di bawah 10% terhadap portofolio perseroan. "Sampai akhir tahun juga masih akan ada di kisaran itu," kata Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Rully Nova.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News