Reporter: Andri Indradie, Steffi Indrajana | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Citibank N.A. Indonesia layak bergembira. Tengok saja, baru sampai Mei 2010, pengucuran kredit korporasi bank asing ini sudah mencapai US$ 1,2 miliar. Lebih hebat lagi, penyaluran tersebut telah memenuhi target pertumbuhan di tahun 2010 ini.
Maklum, Citibank mematok pertumbuhan kredit korporasi sebesar 20% dari pencapaian tahun lalu sebesar US$ 1 miliar. Bahkan, kalau membandingkan dengan pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya, kenaikan kredit ini mencapai 26,3% dari US$ 950 juta.
Rincian portofolio kredit terdiri dari 65% valuta asing (valas) dan 35% dalam denominasi rupiah. Artinya, kredit korporasi valas Citibank Indonesia mencapai US$ 780 juta.
Walaupun telah memenuhi target tahun ini, Managing Director Head of Global Banking Indonesia Kunardy Lie mengungkapkan, Citibank belum berencana menaikkan target. "Ya, angkanya kan akan selalu naik turun. Walau telah memenuhi target kami harus tetap berupaya agar tetap bertahan di angka tersebut," jelas Kunardy. Apalagi, meski biasanya Citibank agresif menyalurkan kredit dalam sembilan bulan pertama, terkadang penyaluran kredit bisa lebih cepat di kuartal IV.
Soal penyaluran kredit yang lebih banyak dalam valas, Kunardy mengakui kalau Citibank memang kuat dalam penyaluran kredit valas. Kendati begitu, Citibank tidak menutup kemungkinan memberikan pinjaman dalam bentuk rupiah. "Tetapi kredit rupiah kami tidak bisa terlalu besar. Soalnya meski rupiah kami kuat, tapi tidak sekuat bank-bank seperti Mandiri atau BCA," ujarnya.
Dari penyaluran kredit US$ 1,2 miliar, 70% adalah pinjaman bilateral dengan nilai US$ 840 juta. Sisanya sebesar US$ 360 juta merupakan pinjaman sindikasi alias kredit untuk debitur dengan sumber pendanaan berasal dari gabungan beberapa bank.
Menurut Kunardy, angka pinjaman sindikasi sebenarnya besar sekali. "Contohnya, ke Pertamina, pinjaman sindikasinya sebesar US$ 400 juta. Kami sebagai bank koordinator memberi US$ 45 juta, yang terbesar ketimbang bank-bank lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News