Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
BRI optimistis pencapaian NII BRI di akhir tahun 2022 akan lebih tinggi dibandingkan dengan posisi April 2022. Hal ini seiring dengan komitmen BRI dalam meningkatkan dana murah.
Aestika bilang, peningkatan porsi CASA ini merupakan bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, yakni melalui transaction based product and services di segmen wholesale, serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui Financial Super Apps BRImo.
Selain itu, lanjutnya, peningkatan dana murah tak terlepas dari optimalisasi BRI terhadap 130 juta nasabah perseroan. Strategi tersebut dilakukan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap serta produk Giro. Untuk tabungan sendiri, BRI memiliki Tabungan BRI BritAma, Simpedes dan Tabunganku.
Ke depan, perseroan terus berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menciptakan kembali proses bisnis melalui AgenBRILink dan BRImo. “Perseroan juga menyediakan platform pembayaran yang disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru melalui BRI Open API,” kata Aestika.
Sementara Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB menjelaskan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih bank yang dipimpinnya cukup bagus didorong permintaan kredit yang semakin meningkat dan penghematan biaya dana.
“Cost of fund saat ini 2,94% jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 3,99%. Ditambah Bank BJB kini memiliki rating “Double A” dari Pefindo dari sebelumnya “Double A minus”. Itu mendorong risk premium yang diterapkan oleh para deposan besar kepada perseroan lebih rendah sehingga tidak menuntut bunga yang lebih tinggi atas dana simpanannya,” jelas Yuddy.
Baca Juga: Pacu Inovasi Digital, Perbankan Alokasikan Dana Jumbo
Namun, adanya rencana kenaikan suku bunga pada semester II seiring dengan kenaikan bunga The Fed yang agresif bisa berdampak pada pendapatan bunga bersih perbankan. Oleh karena itu, kata Yuddy, pihaknya akan mengantisipasi lebih ketat ruang penurunan suku bunga yang ditawarkan perseroan.
Untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga itu, Bank BJB akan lebih gencar mendorong pertumbuhan fee based income. Sampai dengan April 2022, pendapatan non bunga perseroan telah tumbuh di atas 35% secara yoy.
Sementara pertumbuhan NII CIMB Niaga yang lebih rendah dari pertumbuhan kreditnya, disebut sebagai pengaruh realistik dari kebijakan perseroan memberikan bunga yang lebih menarik untuk mendapatkan nasabah dengan profil resiko rendah dan prospek bagus.
“Selain itu, selama pandemi ada sedikit perubahan komposisi persentase kredit dimana low risk tapi lower margin loan naik komposisinya sebagai bagian dari risk management,” kata Lani Darmawan Presiden Direktur Bank CIMB Niaga.
Namun, CIMB Niaga melihat mulai pertumbuhan pendapatan non bunga pada kuartal II ini mulai lebih cepat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit dan semakin menariknya margin bunga bersih dari kredit ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News