Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan bunga bersih atau net interst income (NII) perbankan terus mengalami peningkatan sejalan dengan ekspansi kredit yang semakin berjalan baik. Bahkan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih itu jauh melampaui ekspansi kredit.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya mencatatkan NII secara bank only per April 2022 sebesar Rp 20,49 triliun, tumbuh 14,5%. Sedangkan kredit bank ini baru tumbuh sebesar 9,7% secara year on year (YoY) di periode tersebut ke Rp 989,5 triliun.
Pendapatan bunga BRI sebetulnya baru tumbuh 7,78% menjadi Rp 41,09 triliun. Namun, di saat yang sama, beban bunga bank ini turun 17,2% menjadi Rp 6,7 triliun.
Bank mandiri juga mencatat NII naik cukup tinggi per April, yakni 14,5% YoY menjadi Rp 20,49 triliun. Kredit perseroan memang sudah naik cukup tinggi sebesar 12,1% YoY menjadi Rp 863,6 triliun.
Baca Juga: Milyaran Uang Nasabah Bank Lampung Hilang Karena Skimming, Ini Modusnya
Tingginya kenaikan NII Bank Mandiri seiring dengan penurunan beban bunga sebesar 18,9% menjadi Rp 5,07 triliun. Sedangkan pendapatan bunga baru naik 8,5%.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan NII secara bank only per April sebesar Rp 4,8 triliun, tumbuh 31% YoY. Ini sejalan dengan beban bunga yang turun hingga 30,4% menjadi Rp 3,2 triliun. Sedangkan pendapatan bunganya baru tumbuh 3,4%. Adapun kredit perseroan tumbuh 6,89% di periode itu.
NII PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga tumbuh melampaui ekspansi kredit yakni melonjak 31% menjadi Rp 2,74 triliun. Sedangkan kredit perseroan baru naik 6,67%. Pertumbuhan ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 30,4% menjadi Rp 735 miliar di saat pendapatan bunga hanya naik 7,56% ke Rp 3,4 triliun.
PT BPD Jawa Barat Tbk (Bank BJB) juga mencatat kenaikan pendapatan bunga bersih cukup tinggi sebesar 14% YoY menjadi Rp 2,69 triliun sejalan dengan penurunan beban bunga 17,4%. Pertumbuhan itu jauh melampaui kredit yang tumbuh 9,5%.
Sementara NII PT Bank Central Asia Tbk (BCA) belum sekencang bank lainnya dan tercatat baru tumbuh 3,55% YoY menjadi Rp 18,4 triliun per April 2022. Padahal kredit bank ini sudah tumbuh 11,6% YoY. Pendapatan bunga bank ini stabil di level Rp 20,9 triliun, tetapi beban bunganya mencapai 2,52 triliun atau turun 20,7% YoY sehingga NII terdongkrak tinggi.
Baca Juga: Bank Optimalkan Kanal Mobile Banking untuk Genjot Bisnis Wealth Management
NII PT Bank CIMB Niaga Tbk baru tumbuh 2,58% YoY menjadi Rp 4,07 triliun, lebih rendah dari pertumbuhan kreditnya sebesar 7,6%. Itu sejalan dengan penurunan pendapatan bunga sebesar 4,6% menjadi Rp 5,8 triliun dan beban bunga turun 9% menjadi Rp 1,78 triliun.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)hanya membukukan NII Rp 12,9 triliun atau naik 2,46% YoY. Ini sejalan dengan pendapatan bunga yang hanya tumbuh 1,38% ke Rp 16,8 triliun dan diserta penurunan beban bunga 2,1% menjadi Rp 3,8 triliun. Sedangkan kredit bank ini sudah tumbuh 6,75%.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, salah satu pendorong peningkatan NII BRI yakni penurunan beban bunga. “Hal ini tak lepas dari strategi perseroan yang terus mendorong proporsi dana murah (CASA) sehingga memperbaiki struktur funding BRI,” katanya pada Kontan.co.id, Senin (20/6).
BRI optimistis pencapaian NII BRI di akhir tahun 2022 akan lebih tinggi dibandingkan dengan posisi April 2022. Hal ini seiring dengan komitmen BRI dalam meningkatkan dana murah.
Aestika bilang, peningkatan porsi CASA ini merupakan bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, yakni melalui transaction based product and services di segmen wholesale, serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui Financial Super Apps BRImo.
Selain itu, lanjutnya, peningkatan dana murah tak terlepas dari optimalisasi BRI terhadap 130 juta nasabah perseroan. Strategi tersebut dilakukan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap serta produk Giro. Untuk tabungan sendiri, BRI memiliki Tabungan BRI BritAma, Simpedes dan Tabunganku.
Ke depan, perseroan terus berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menciptakan kembali proses bisnis melalui AgenBRILink dan BRImo. “Perseroan juga menyediakan platform pembayaran yang disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru melalui BRI Open API,” kata Aestika.
Sementara Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB menjelaskan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih bank yang dipimpinnya cukup bagus didorong permintaan kredit yang semakin meningkat dan penghematan biaya dana.
“Cost of fund saat ini 2,94% jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 3,99%. Ditambah Bank BJB kini memiliki rating “Double A” dari Pefindo dari sebelumnya “Double A minus”. Itu mendorong risk premium yang diterapkan oleh para deposan besar kepada perseroan lebih rendah sehingga tidak menuntut bunga yang lebih tinggi atas dana simpanannya,” jelas Yuddy.
Baca Juga: Pacu Inovasi Digital, Perbankan Alokasikan Dana Jumbo
Namun, adanya rencana kenaikan suku bunga pada semester II seiring dengan kenaikan bunga The Fed yang agresif bisa berdampak pada pendapatan bunga bersih perbankan. Oleh karena itu, kata Yuddy, pihaknya akan mengantisipasi lebih ketat ruang penurunan suku bunga yang ditawarkan perseroan.
Untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga itu, Bank BJB akan lebih gencar mendorong pertumbuhan fee based income. Sampai dengan April 2022, pendapatan non bunga perseroan telah tumbuh di atas 35% secara yoy.
Sementara pertumbuhan NII CIMB Niaga yang lebih rendah dari pertumbuhan kreditnya, disebut sebagai pengaruh realistik dari kebijakan perseroan memberikan bunga yang lebih menarik untuk mendapatkan nasabah dengan profil resiko rendah dan prospek bagus.
“Selain itu, selama pandemi ada sedikit perubahan komposisi persentase kredit dimana low risk tapi lower margin loan naik komposisinya sebagai bagian dari risk management,” kata Lani Darmawan Presiden Direktur Bank CIMB Niaga.
Namun, CIMB Niaga melihat mulai pertumbuhan pendapatan non bunga pada kuartal II ini mulai lebih cepat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit dan semakin menariknya margin bunga bersih dari kredit ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News