Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank BPD DIY mencatat realisasi kredit modal kerja hingga Oktober 2025 baru mencapai Rp 2,9 triliun. Kredit tersebut tumbuh tipis sekitar 1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Pemasaran Bank BPD DIY, R Agus Trimurjanto mengatakan, pertumbuhan ini sejalan dengan tren nasional yang ditandai melemahnya permintaan modal kerja akibat tekanan daya beli dan aktivitas usaha yang belum pulih sepenuhnya.
Agus menjelaskan, kredit modal kerja BPD DIY tertekan oleh kredit UMKM yang menjadi segmen inti mengalami penurunan permintaan akibat melemahnya konsumsi domestik.
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Bukukan Laba Rp 41,06 Triliun per Oktober 2025
"Sektor perdagangan dan industri pengolahan DIY masih lesu sehingga permintaan modal kerja melemah. Pariwisata memang pulih, tapi belum cukup mendorong kebutuhan modal kerja," ungkap Agus kepada Kontan, Jumat (28/11).
Selain itu, korporasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung menahan ekspansi dan lebih fokus menjaga arus kas. Belanja pemerintah, baik APBD maupun APBN disebut belum optimal sehingga efek penggandanya terhadap kebutuhan pembiayaan usaha belum terasa kuat.
Meski begitu, sentimen secara keseluruhan masih bersifat hati-hati namun tetap optimistis. Bank DIY menargetkan kredit modal kerja dapat mencapai Rp 3,2 triliun pada akhir 2025.
Untuk sisa tahun 2025, kredit modal kerja diperkirakan hanya meningkat terbatas. Penyaluran dilakukan lebih selektif, terutama pada sektor-sektor yang perputaran uang cepat.
Memasuki awal 2026, peluang pemulihan terlihat lebih besar. Faktor pendorong utamanya antara lain pulihnya pariwisata secara lebih kuat, peningkatan aktivitas perdagangan, serta percepatan realisasi belanja pemerintah.
Baca Juga: Bank Mandiri Catat Laba Rp 38,88 Triliun Hingga Oktober 2025
“Jika pariwisata dan APBD–APBN bergerak lebih cepat, kredit modal kerja bisa mulai menggeliat di awal 2026,” kata Agus.
BPD DIY juga menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat penyaluran kredit modal kerja ke depan, yakni fokus sektor prioritas di daerah seperti pariwisata & hospitality, perdagangan besar & eceran, konstruksi (proyek APBD/APBN), UMKM, dan Perantara Keuangan.
Bank BPD DIY juga kolaborasi dengan Pemerintah Daerah, melakukan percepatan kredit melalui digitalisasi dengan memperkuat penyederhanaan proses aplikasi kredit melalui sistem digital, serta memanfaatkan data transaksi untuk mempercepat proses penilaian risiko.
"Kami juga mendorong pembiayaan berbasis klaster misalnya batik dan kuliner serta menggandeng komunitas dan asosiasi bisnis. BPD DIY juga mengoptimalkan penyaluran kredit program pemerintah seperti KUR, KIPK, dan KPP," imbuh Agus.
Selanjutnya: Curah Hujan Ekstrem: BMKG Ingatkan Bahaya Siklon Tropis 2025
Menarik Dibaca: Ternyata Ini Macam-Macam Penyebab Gula Darah Tinggi, Bukan Cuma Makan Manis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













