kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Penyaluran KUR Ditargetkan Rp 300 Triliun, Jamkrida Bali Nilai Bisa Jadi Peluang


Senin, 28 April 2025 / 18:56 WIB
Penyaluran KUR Ditargetkan Rp 300 Triliun, Jamkrida Bali Nilai Bisa Jadi Peluang
ILUSTRASI. GIANYAR, 08/10-GITAR UKIR KHAS BALI. I Wayan Tuges 66 tahun (kiri) melakukan proses thap akhir pembuatan gitar ukir di kawasan Baruna, Gianyar, Bali, Senin (08/10). Alat musik petik yang diproduksi di rumah produksi Tuges terbuat dari bahan-bahan berkualitas seperti rose wood, kayu mahoni, kayu eboni, dan alascan spruce, dan juga kayu lokal. Harga gitar Blueberry ini bervariatif tergantung bahan dan tingkat kesulitan pembuatannya dengan kisaran Rp 20 juta hingga lebih dari Rp100 juta. KONTAN/Fransiskus Simbolon/08/10/2018


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis industri penjaminan dapat terus bertumbuh pada 2025.

Optimisme itu salah satunya berdasarkan adanya berbagai program pemerintah, seperti target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2025 sebesar Rp 300 triliun, yang diyakini dapat menjadi peluang bagi industri penjaminan.

Mengenai hal itu, PT Jamkrida Bali Mandara (Perseroda) menilai peningkatan target penyaluran KUR pada 2025 sebesar Rp 300 triliun dari pemerintah, tentu bisa menjadi peluang yang baik bagi perusahaan penjaminan untuk meningkatkan portofolio penjaminan KUR, khususnya atas kerja sama dengan lembaga penyalur yang telah berjalan selama ini. 

Baca Juga: Ubah Nama, OJK Beri Izin Usaha PT Jamkrida Kalsel (Perseroda)

Direktur Utama Jamkrida Bali I Ketut Widiana Karya menerangkan dengan peningkatan portofolio penjaminan KUR, tentu akan berdampak secara linier pada peningkatan kinerja pendapatan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) perusahaan.

"Hal itu secara langsung juga akan berpengaruh pada optimalisasi kinerja perusahaan di sisi laba, sehingga kontribusi Jamkrida sebagai perusahaan penjaminan milik Pemerintah Daerah juga dapat memberikan sumbangan bagi optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)," katanya kepada Kontan, Selasa (28/4).

Untuk memaksimalkan peluang yang ada terkait penyaluran KUR, Ketut menyampaikan pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi. Salah satu strategi yang dapat dijalankan, meliputi pengembangan kemitraan strategis dengan bank Himpunan Bank Milik Negara, seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN, serta Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank penyalur KUR yang beroperasional di wilayah Jamkrida masing-masing daerah.

Baca Juga: Bunga KUR Kembali Disubsidi 5%, Cek Syarat & Cara Pengajuan KUR BRI April 2025

Selain itu, Jamkrida Bali juga menerapkan strategi penyediaan sistem integrasi digital untuk mempercepat proses approval, klaim, dan subrogasi KUR bersama perusahaan penyalur.

Ketut bilang strategi lainnya, yaitu melakukan segmentasi prioritas debitur penerima KUR, misalnya UMKM yang bergerak di sektor unggulan daerah masing-masing, seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan lainnya.

"Ditambah meningkatkan modal dan kapasitas penjaminan daerah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sama seperti yang diperoleh oleh perusahaan penjaminan nasional dengan skema yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada," tuturnya.

Lebih lanjut, Ketut tak memungkiri ada sejumlah tantangan dalam memaksimalkan peluang yang ada. Salah satunya adalah keterbatasan modal dan kapasitas penjaminan, yang mana sebagian perusahaan penjaminan daerah memiliki modal terbatas. 

Baca Juga: Realisasi Penyaluran KUR Capai 25% dari Target

"Dengan demikian, ruang untuk memperbesar volume penjaminan KUR juga terbatas," ujarnya.

Ketut menerangkan dengan meningkatnya potensi portofolio penjaminan KUR, maka akan berbanding lurus dengan tingkat risiko penjaminan.

Oleh karena itu, dengan keterbatasan modal dan kapasitas penjamian yang dimiliki Jamkrida Daerah, maka manajemen risiko untuk mengelola peningkatan portofolio penjaminan KUR tersebut juga perlu didukung oleh pemegang saham.

Selain itu, persaingan dengan lembaga penjaminan nasional juga menjadi tantangan.

Ketut mengatakan sebagai perusahaan penjaminan daerah, Jamkrida dituntut untuk bersaing dalam kolam yang sama dengan perusahaan penjaminan nasional yang notabene memiliki modal dan kapasitas penjamian yang lebih besar.

Dengan demikian, persaingan di lapangan tidak berimbang baik dari segi kempuan menjamin maupun mitigasi risiko.

Baca Juga: 156.000 Debitur Berhasil Dapat KUR 2025, Cek Syarat & Cara Pengajuan KUR BRI

Menurutnya, kebijakan subsidi premi, plafon KUR, dan suku bunga KUR yang sering berubah setiap tahun juga menjadi tantangan. Dengan demikian, menuntut perusahaan penjaminan untuk cepat beradaptasi.

Sementara itu, Ketut menyampaikan aset Jamkrida Bali per Desember 2024 mencapai Rp 493,53 miliar. Adapun akumulasi plafon penjaminan sebesar Rp 46,40 triliun, sedangkan akumulasi nilai penjaminan sebesar Rp 33,88 miliar, serta akumulasi jumlah terjamin sebanyak 669.609 terjamin.

Selanjutnya: Warner Bros. Discovery dan DC Comics Menang Gugatan Hak Cipta Superman

Menarik Dibaca: Tren Kejahatan Siber 2025: Email Phising Berkeliaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×