kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Per Juli 2018, realisasi KUR capai 65% dari target


Jumat, 07 September 2018 / 14:57 WIB
Per Juli 2018, realisasi KUR capai 65% dari target
ILUSTRASI. Target penyaluran KUR


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh perbankan semakin kencang. Berdasarkan catatan Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian (Kemenko), sampai 31 Juli 2018 total outstanding sebesar Rp 67,93 triliun dengan total debitur 2,89 juta. Adapun total plafon KUR sampai Juli 2018 mencapai Rp 76,18 triliun.

Sementara itu, realisasi KUR sampai dengan 31 Juli 2018 tercatat mencapai Rp 76,18 triliun dari target awal tahun sebesar Rp 117,07 triliun atau sudah 65,1% dari target.

Bila diperinci, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih menjadi bank penyalur KUR terbesar. Tercatat, BRI sudah menyalurkan KUR sampai dengan akhir Juli 2018 sebesar Rp 52,32 triliun dari target awal tahun sebesar Rp 79,74 triliun kepada 2,6 juta debitur.

Disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk dengan total realisasi sebesar Rp 10,1 triliun dari target awal tahun Rp 14,56 triliun kepada 155.342 debitur.

Berbeda sedikit dengan Bank Mandiri, bank plat merah lain yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga tercatat sudah merealisasikan KUR sebesar Rp 10,06 triliun dari target awal tahun Rp 13,44 triliun atau 74,91% dari target. BNI juga mencatatkan persentase realisasi KUR terhadap target paling tinggi dari seluruh bank penyalur.

Lantaran penyalurannya KUR tahun ini terbilang cepat, pemerintah juga berencana menaikkan plafon KUR pada tahun ini. Asal tahu saja, semula Pemerintah mengalokasikan KUR sebesar Rp 177 triliun dengan total anggaran mencapai Rp 120 triliun.

Kemudian, pada awal bulan Agustus 2018, dalam artikel yang dimuat Kontan (9/8) Pemerintah berniat untuk menaikkan plafon penyaluran KUR tahun ini Rp 123,53 triliun. Sementara itu, sejumlah bank menyatakan sudah mendapatkan tambahan KUR dari Pemerintah. Salah satunya antara lain PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut).

Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto mengungkapkan, pada tahun ini awalnya perseroan mendapatkan jatah KUR sebesar Rp 500 miliar. Lantaran pada awal Kuartal III 2018 target tersebut terlampaui, pihaknya pun meminta kepada pemerintah untuk menambah porsi KUR Bank Sumut.

"Kami sudah mendapat tambahan KUR dari semula Rp 500 miliar sekarang menjadi Rp 700 miliar pada tahun ini," ungkap Edie kepada Kontan.co.id, Jumat (7/9).

Sampai dengan akhir Agustus 2018 lalu, bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ini menyebut sudah menyalurkan lebih dari Rp 500 miliar KUR mikro dan ritel kepada debitur UMKM perseroan.

Pihaknya optimis sampai dengan penghujung tahun 2018, jatah KUR tahun ini dapat terlampaui. "Realisasinya baik sekitar Rp 500 miliar sejauh ini, mayoritas masuk ke debitur UMKM," katanya.

Bank Daerah memang menjadi salah satu bank yang ditunjuk Pemerintah untuk menyalurkan KUR. Tercatat, data Kemenko menunjukan sampai dengan Juli 2018 BPD sudah merealisasikan KUR sebesar Rp 2,6 triliun dari target awal tahun Rp 6,22 triliun atau mencapai 46,48%.

Tak hanya bank BUMN dan BPD saja, PT Bank BRI Syariah Tbk sebagai satu-satunya bank syariah penyalur KUR juga turut aktif mendorong program Pemerintah tersebut.

Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani mengatakan tahun ini pihaknya mendapatkan kuota KUR sebesar Rp 550 miliar. Jumlah tersebut naik dari kuota di tahun 2017 sebesar Rp 500 miliar.

"Pada pertengahan tahun 2018 BRI Syariah memperoleh izin untuk melakukan alokasi kuota KUR tahun anggaran 2018 dari Rp 550 miliar untuk Mikro iB menjadi Rp 450 miliar untuk KUR Mikro iB dan Rp 100 miliar untuk KUR kecil iB," ujarnya.

Sejak tahun 2017 lalu, sampai dengan Agustus 2018 anak usaha BRI ini sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 1 triliun yang terdiri dari KUR Mikro iB sebanyak Rp 902 miliar dan KUR kecil iB Rp 99 miliar.

Sesuai dengan arahan Pemerintah yang menginginkan agar minimal 40% realisasi KUR masuk ke sektor produksi, BRIS juga sudah menyalurkan KUR ke sektor produksi sebesar 53,73%. Sementara sisanya sebanyak 46,27% masuk ke sektor non produksi (perdagangan).

Indri mengungkapkan, pihaknya akan terus menyalurkan KUR ke depan. "Untuk kuota KUR iB tahun 2018 BRI Syariah akan tetap mengajukan. Tapi untuk anggaran kami belum menerima info terbaru," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×