kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Perang Bunga Deposito Masih Berkobar


Senin, 03 November 2008 / 08:08 WIB
Perang Bunga Deposito Masih Berkobar


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski likuiditas di perbankan mulai encer, perang bunga deposito antar bank masih tetap berkobar. Beberapa bank mengakui masih mengandalkan jurus memberikan bunga tinggi untuk menahan deposan.

Direktur PT Bank Mega Tbk Kostaman Thoyib menilai, perang bunga antar bank belum memperlihatkan tanda akan berakhir. Di konter, kebanyakan bank memang memasang bunga berkisar 8%-9% untuk deposito berjangka satu bulan. Namun untuk nasabah berdompet tebal, banyak bank yang berani memberi bunga khusus, hingga kisaran 13%-14% per tahun.

Kostaman menyebut ada dua penyebab bunga simpanan masih tinggi. BI rate yang merupakan bunga acuan masih belum turun. "Pemerintah juga belum menerapkan blanket guarantee atau penjaminan penuh atas simpanan nasabah di perbankan," ujarnya, kemarin.

Karena Indonesia tak memberikan blanket guarantee, para bankir khawatir nasabah kelas atas akan memindahkan dananya ke negara tetangga yang sudah menerapkan penjaminan penuh, seperti Singapura. "Supaya dana nasabah tak kabur, bank tetap memberi bunga tinggi," simpul Kostaman.

Ia mengakui, Bank Mega belum menurunkan bunga deposito. Namun, imbuh Kostaman, Bank Mega tak memasang bunga deposito di atas 13% demi menjaga marjin bunga.

Bank masih butuh

Bank UOB Buana juga masih menahan bunga simpanan deposito di sekitar 12%. "Begitu likuiditas longgar tak berarti bunga simpanan langsung merosot. Kami masih harus jaga-jaga karena ada komitmen kredit yang harus dipenuhi," kata Direktur Keuangan Bank UOB Buana Safrullah Hadi Saleh.

Ketentuan baru setoran Giro Wajib Minimum (GWM) memang menambah likuiditas di perbankan. Bank UOB Buana, misalnya, menghemat hingga Rp 250 miliar. Cuma, kelonggaran ini belum cukup mendorong bank untuk menurunkan bunga depositonya.

Soalnya, bank masih perlu melakukan ekspansi kredit. Makanya, "Kami tidak menaikkan bunga deposito, tetapi juga tidak menurunkan," ujar Safrullah.

Direktur Utama Bank Windu Muchlis Haroen juga membenarkan bunga deposito perbankan masih belum turun.

Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah yakin bank-bank tak akan berlama-lama menahan bunga deposito tinggi. Kalau likuiditas mulai mengendur bank dengan sendirinya akan menurunkan bunga mahalnya.

Kalau bank memaksakan memberi bunga deposito tinggi, berarti mereka harus memasang bunga kredit lebih tinggi lagi. "Ini justru akan memperburuk kualitas kredit di bank," kata Halim.

Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Agus Martowardojo menambahi bunga deposito akan turun bila pemerintah menjamin seluruh simpanan nasabah. "Idealnya kita juga pasang penjaminan 100%. Malah, kalau dimungkinkan pinjaman antarbank juga dijamin," kata Agus yang juga Direktur Utama Bank Mandiri itu.

Pengamat perbankan Mirza Adityaswara mengatakan penjaminan penuh simpanan memang akan menolong likuiditas perbankan. Tak hanya untuk dana pihak ketiga (DPK), kalau perlu blanket guarantee juga diberlakukan untuk pinjaman antarbank. "Darah atau likuiditas perbankan berasal dari DPK dan dana antarbank," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×