kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Perbankan Harap Tren Hapus Buku Melandai di 2025, Ini Pengaruhnya ke Kinerja


Kamis, 23 Januari 2025 / 20:16 WIB
Perbankan Harap Tren Hapus Buku Melandai di 2025, Ini Pengaruhnya ke Kinerja
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank BNI Jakarta (5/11). PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya membukukan kredit hapus buku Rp 7,06 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2020 hanya tercatat Rp 5,1 triliun./pho KONTANCarolus Agus Waluyo/05/11/2021.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas kredit yang kian membaik memberikan harapan bagi bank untuk mencatat kinerja yang baik di 2025. Setidaknya, bank tak perlu banyak melakukan hapus buku yang membuat biaya kredit juga menurun.

Research Analyst Verdhana Sekuritas Erwin Wijaya dalam riset terbarunya mengungkapkan bahwa tren hapus buku yang dilakukan bank-bank KBMI 4 memang membaik. Di mana, tingkat penghapusan buku dari bank-bank ini hingga November 2024 di bawah 2%.

Berdasarkan pandangan Erwin, kondisi ini meningkatkan optimisme kinerja perbankan di 2025. Setidaknya, biaya kredit yang harus dikeluarkan oleh bank-bank ini tak ada kenaikan.

“Ini menunjukkan bahwa biaya kredit di masa depan bisa lebih stabil berpotensi meningkatkan prediktabilitas pendapatan bagi bank,” ujar Erwin dalam riset tersebut.

Baca Juga: Ini Kata BNI Terkait Hapus Tagih Kredit Macet UMKM

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja mengamini bahwa semenjak relaksasi dihentikan, bank memilah mana yang harus masuk ke NPL.

Alhasil, beberapa kredit yang sudah menjadi NPL pun dilakukan hapus buku. Dan itu dari waktu ke waktu akan menurun sejalan dengan NPL yang semakin membaik.

Di tahun 2024, jumlah hapus buku di BCA naik menjadi Rp 3,56 triliun. Padahal di tahun sebelumnya, hapus buku yang dilakukan hanya Rp 2,5 triliun.

Di sisi lain, NPL BCA pun terlihat membaik dari sebelumya di level 1,9% di tahun 2023 menjadi 1,8% di tahun 2024.

“Kalau NPL membaik, ya tren write off juga akhirnya terkendali,” ujar Jahja, Kamis (23/1).

Sejalan dengan itu, Jahja mengungkapkan bahwa biaya kredit di BCA pun juga masih terkendali di 0,3% sepanjang 2024. Bahkan, di kuartal IV/2024 secara khusus, biaya kredit BCA di level -0,1%.

Hanya saja, ia tak mau terlalu berekspektasi tinggi bahwa biaya kredit di 2025 bisa semakin membaik. Baginya, ini terlalu dini dengan melihat ketidakpastian yang bisa datang sewaktu-waktu.

“Kalau pertumbuhan kredit tak terlalu bagus, kalau kualitas dari kredit itu memburuk, misalnya, saya nggak bisa ramal sekarang, ya pasti biaya kredit, bukannya turun, akan naik,” ujarnya.

Baca Juga: BTN Catat Recovery atas Kredit Hapus Buku Lebih dari Rp 520 Miliar per September 2024

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk, M Ashidiq Iswara bilang pihaknya mengalami penurunan hapus buku sebesar 38% di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Khususnya, hal tersebut berasal dari segmen wholesale.

Ia bilang penurunan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dengan rasio NPL yang semakin membaik dibandingkan dengan tahun 2023. Sayangnya, ia masih belum mau membocorkan berapa NPL Bank Mandiri di 2024.

Dengan menurunnya tingkat hapus buku, ia mengungkapkan bahwa itu sudah pasti berdampak secara langsung kepada penurunan kebutuhan biaya CKPN. Alhasil, berdampak positif juga terhadap kinerja keuangan Bank Mandiri.

“Proses pelaksanaan write off hanya dapat dilakukan terhadap debitur yang sudah dibentuk pencadangan 100% dari fasilitas kreditnya,” tegasnya.

Baca Juga: Hapus Buku Kredit Bank Besar Meningkat pada Kuartal I-2024

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Royke Tumilaar juga memiliki optimisme bahwa tren hapus buku di 2025 ini akan melandai. Ini disinyalir dengan NPL yang semakin baik.

Untuk di 2024 sendiri, hapus buku yang dilakukan BNI memang terlihat masih naik. Kenaikannya sekitar 29,7% YoY menjadi Rp 18,66 triliun. Kenaikan paling banyak, terjadi di kuartal II/2024 pasca penghentian relaksasi.

Namun, Royke melihat tren penurunan hapus buku ini tak berdampak signifikan pada kinerja. Menurutnya, yang paling penting adalah kondisi likuiditas. 

“Faktor likuiditas di market akan pengaruh besar ke kinerja,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×