kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan menumpuk likuiditas di SBN


Rabu, 29 September 2021 / 12:24 WIB
Perbankan menumpuk likuiditas di SBN
ILUSTRASI. Kepemilikan bank di SBN terus naik


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perbankan masih melimpah ruah seiring kucuran kredit yang belum bisa mengalir deras. Berdasarkan data analisis uang beredar Bank Indonesia (BI), Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan per Agustus 2021 mencapai Rp 6.784,7 triliun atau tumbuh 8,9% year on year (YoY).

Sementara outstanding kredit dalam data tersebut hanya tumbuh 1%. Dengan permintaan kredit yang belum optimal, perbankan harus mencari strategi mengelola likuiditas tersebut agar bisa menutupi biaya dana yang harus ditanggung. Strateginya tentu dengan menempatkan dana di Surat Berharga  Negara (SBN).

Alhasil, kepemilikan bank di SBN terus meningkat. Merujuk pada data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan bank di SBN per 14 September 2021 mencapai Rp 1,463.65 triliun. Itu meningkat 5,14% dari periode Juni 2021 atau naik 6,4% dari akhir tahun lalu.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) salah satu yang mencatat kenaikan pengelolaan likuiditas lewat SBN. Per Juni 2021, kepemilikan BRI di surat berharga  mencapai Rp 255 triliun. Bahkan, trennya terus meningkat hingga September ini.

"Jika dibandingkan dengan Juni 2021, tren kepemilikan BRI atas SBN mengalami peningkatan pada bulan Agustus dan September 2021," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI.

Baca Juga: Rights issue oversubscribed, BRI (BBRI) berhasil galang dana hingga Rp 95,9 triliun

Dia menjelaskan, SBN merupakan instrumen alternatif bagi BRI untuk melakukan investasi jangka pendek atas likuiditasnya. Hal itu dilakukan untuk menjaga aspirasi NIM serta pendapatan  non bunga sesuai target BRI dan tetap mengedepankan pengelolaan risiko secara prudent.

Hingga akhir tahun, BRI memproyeksikan kepemilikannya di SBN masih akan naik seiring dengan likuiditas bank yang cukup besar. Aestika bilang, penempatan itu akan menjadi penyeimbang pertumbuhan kredit yang mulai membaik.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga memperkirakan penempatan dana di SBN akan semakin meningkat seiring dengan dukungan likuiditas perseroan yang sangat memadai. "Peningkatan juga tentu dengan mempertimbangkan imbal hasil yang baik dan instrumen yang beresiko rendah," kata Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA.

Per Juli 2021, kepemilikan BCA secara bank only di SBN mencapai Rp 207,2  triliun. Namun, posisi tersebut tercatat menurun jika dibandingkan dengan periode Maret 2021 sebesar Rp 208,9 triliun.

BCA mencermati bahwa penempatan dana pada surat berharga merupakan bagian dari strategi perseroan menyeimbangkan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat dan sekaligus mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan terkini.

 

Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan Bank Panin cenderung mengalami penurunan penempatan dana di SBN hingga Agustus dibanding posisi Juni. BTN turun 10% dan Bank Panin turun Rp 1 triliun menjadi sekitar Rp 28 triliun-Rp 29 triliun.

Penurunan kepemilikan BTN di SBN sejalan dengan ekspansi kredit perseroan yang semakin lancar. Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, kredit perseroan di bulan Agustus naik Rp 2,7 triliun atau 1,04% dari bulan Juni.

"Per Agustus, kredit tumbuh 6% YoY.  Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut diperkirakan akan berlanjut seiring dengan adanya pelonggaran kegiatan masyarakat, naiknya vaksinasi dan berbagai stimulus seperti pelonggaran LTV serta insentif pajak," kata Haru.

Baca Juga: Insentif pajak terbukti efektif dorong penyaluran KKB dan KPR di perbankan

Bagi BTN, kredit tentu masih merupakan mesin utama untuk mencetak pendapatan. Dengan minat masyarakat untuk mengambil kredit ke depannya yang meningkat, hal tersebut akan berdampak pada penyesuaian posisi pada SBN.

Herwidayatmo Presiden Direktur Bank Panin mengatakan, memperkirakan penempatan dana di SBN tidak akan banyak berubah sampai akhir tahun.

"Mungkin bisa turun jika harganya baik atau kredit sudah mulai jalan," pungkasnya.

Selanjutnya: HUT ke-23, Bank Mandiri (BMRI) tawarkan KPR berbunga tetap 2,3% hingga 3 tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×