kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan mulai batasi kredit valas, ini alasannya


Selasa, 03 Desember 2019 / 17:56 WIB
Perbankan mulai batasi kredit valas, ini alasannya


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat kondisi ekonomi global yang belum stabil, perbankan saat ini harus lebih waspada menyalurkan kredit dalam mata uang asing alias kredit valas (valuta asing). 

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menuturkan, perbankan di Tanah Air saat ini sudah banyak berkaca pada momen krisis perbankan yang terjadi di tahun 1998 silam.

Bukan tanpa sebab, kala itu memang banyak bank Tanah Air yang tumbang akibat penyaluran kredit valas yang terlalu besar. Pasalnya, pada krisis 1998 kurs mata uang rupiah terhadap dolar terkoreksi tajam dari Rp 2.500 per dolar AS menjadi ke level Rp 16.000 per dolar AS.

Baca Juga: BTPN akan tambah tiga mata uang baru di Jenius akhir tahun ini

Jahja mencontohkan, pada periode 1998 ke bawah, BCA menjadi salah satu bank yang rajin menyalurkan kredit valas. Kala itu, eksposur kredit valas terhadap neraca alias porsi kreditnya bisa mencapai 30%. Hal ini yang membuat bank kesulitan ketika terjadinya krisis perbankan di tahun itu. "Sekarang portofolio kredit valas kami hanya di bawah 7% saja," ujar Jahja saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/12).

Menurut Jahja, kredit dalam mata uang asing punya risiko lebih tinggi ketimbang rupiah. Pasalnya, kebanyakan debitur memiliki jaminan kredit dalam bentuk rupiah. Meski begitu, bank swasta terbesar di Tanah Air ini menuturkan kredit valas tetap tumbuh positif. 

Sayangnya, ia enggan merinci secara detail besaran pertumbuhannya. "Kami selalu batasi, patokan kami (porsinya) 7%-8% saja sudah cukup," sambungnya.

Sementara itu, salah satu bank yang cenderung aktif menyalurkan kredit valas yakni PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) mengatakan saat ini porsi kredit valas Bank Woori masih cukup tinggi yakni mencapai 40% dari total kredit. 

Menurut Direktur BWS I Made Mudiastra, hal ini sangat wajar lantaran profil debitur Bank Woori Saudara mayoritas merupakan pelaku usaha yang berorientasi ekspor impor dan perusahaan asing.

Adapun, sektor kredit valas yang disalurkan paling besar mengalir ke sektor pengolahan, tekstil, sepatu yang berorientasi ekspor. "Kredit valas tergantung permintaan dan kebutuhan debitur saja," kata Made kepada Kontan.co.id, Selasa (3/12). 

Di sisi lain, pertumbuhannya pun diakui Made cukup deras mencapai 10% secara year on year (yoy) hingga awal kuartal IV-2019.

Kendati memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding kredit rupiah, BWS belum punya rencana untuk mengurangi eksposur kredit valas. Namun, setidaknya akan dijaga di batas stabil.

Memiliki strategi yang mirip dengan BCA, PT Bank OCBC NISP Tbk juga mulai mencatatkan penurunan porsi kredit valas. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkap, sejalan dengan tren penurunan mata uang dolar AS porsi kredit valas OCBC NISP susut dari 24% menjadi 20% dari total portofolio kredit perusahaan.

Baca Juga: Penyaluran kredit tumbuh melambat, ini kata Bank Mayora

"Bisnisnya berkurang, mungkin karena kebutuhannya dan juga faktor risiko, ini kombinasi," ujarnya beberapa waktu lalu. 

Parwati menyebut pihaknya akan menjaga penyaluran kredit baik rupiah dan valas di level terjaga dan konservatif yakni di kisaran 9% pada tahun depan.

Sebagai informasi saja, merujuk data statistik perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) total kredit valas per September 2019 mencapai Rp 792,32 triliun. 

Realisasi tersebut turun sebesar 1,36% secara dari periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Dari sisi porsi kredit valas terhadap total kredit per September 2019 hanya sebesar 14,34% saja turun dari tahun sebelumnya 15,68%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×