kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Ramai-ramai Umumkan Tak Terpeleset Investasi Bermasalah di Amerika


Kamis, 09 Oktober 2008 / 22:00 WIB
Perbankan Ramai-ramai Umumkan Tak Terpeleset Investasi Bermasalah di Amerika
ILUSTRASI. Peserta BPJamsostek menggunakan protokol Layanan Tanpa Kontak Fisik di kantor cabang Menara BPJamsostek Jakarta, Selasa (21/7). Terhitung hingga 15 Juli 2020, jumlah pengajuan klaim JHT telah mencapai angka 1,33 juta kasus dengan nominal mencapai Rp16,47


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Krisis keuangan yang berlangsung dalam dua pekan terakhir membuat perbankan mulai ketar-ketir. Hari ini,  beberapa bank yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa dana mereka tak terbelit pada investasi bermasalah di Amerika Serikat baik American International Groups (AIG) Lehman Brothers, Merryll Lynch, Goldman Sach, dan Morgan Stanley.

Beberapa bank yang memberikan laporan itu antara lain Bank Artha Graha, Bank BCA, Bank Lippo, Bank Victoria, Bank Nusantara Parahyangan, juga Bank Saudara, Bank Mega, Bank NISP maupun Bank Windu. Mereka semua mengaku tak memiliki sepeser pun investasi di lembaga keuangan Uwak Sam tersebut.

Bank BCA misalnya, cuma jadi agen penjual produk AIG Life Indonesia. "Karena tidak ada exposure, BCA tak mengalami dampak negatif krisis di Amerika," kata Corporate Secretary BCA Raymond Yonarto (9/10).

Bank Lippo mengaku hanya menjual produk bancassurance AIG dan menggunakan jasa AIG untuk mengelola dana pensiun karyawan mereka. "Pengaruh krisis di Amerika Serikat terhadap Bank Lippo lebih pada faktor eksternal seperti melemahnya nilai rupiah, jatuhnya harga obligasi pemerintah dan jatuhnya pasar saham," kata Presiden Direktur Bank Lippo Hendrik G Mulder (9/10).

Selain itu beberapa bank tersebut juga menjelaskan saat ini mereka hanya menempatkan dana pada rekening nostro alias nostro account. Yaitu rekening perkiraan kebutuhan valuta asing bank di dalam negeri, yang ditempatkan pada bank koresponden di bank luar negeri.

Seperti Bank Mega yang sempat menempatkan dana di Wachovia Bank di Amerika Serikat. Meski tak menyebutkan berapa besar nilainya, Sekretaris Perusahaan Bank Mega Donny Oskaria bilang, Bank Mega telah memindahkan dana di rekening tersebut ke bank lain. "Karena itu tak akan mengganggu kegiatan operasional dan tak menimbulkan kerugian bagi perseroan," kata Danny (8/10).

Sedangkan Bank Artha Graha mengaku punya rekening serupa di sepuluh bank asing. Beberapa bank antara lain Citibank Standard Chartered juga termasuk di Bank Indover Amsterdam milik Bank Indonesia, yang beberapa hari lalu dibekukan usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×