kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan siap menjajal bisnis paylater


Selasa, 25 Mei 2021 / 20:36 WIB
Perbankan siap menjajal bisnis paylater


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan cicilan skema bayar tunda atau buy now pay later (BNPL) berkembang pesat di tengah tren belanja online. Layanan paylater semakin menjamur ditawarkan oleh perusahaan fintech dan e-commerce yang terintegrasi dengan platform mereka.

Sementara di sisi lain bisnis kartu kredit juga malah mengalami penurunan tajam. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume transaksi kartu kredit per Maret 2021 kontraksi 21,6% secara tahunan. Citibank Indonesia bahkan akan menjual bisnis kartu kreditnya sejalan dengan kebijakan grupnya keluar dari bisnis konsumer di 13 negara.

Di tengah lesunya bisnis kartu kredit ini, sejumlah bank mulai mencari potensi pasar baru dengan masuk ke bisnis paylater. Apalagi, pasar paylater dinilai berbeda dengan kartu kredit sehingga tak berkompetisi langsung.  

Baca Juga: BSI migrasikan 1,18 juta rekening BRI syariah dan BNI syariah di regional Semarang

Bank Mandiri misalnya, berencana meluncurkan layanan paylater pada kuartal IV tahun ini. Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, konsep Mandiri Paylater akan diintegrasikan dengan berbagai partner online maupun online dengan kelebihan quick approval atau hanya memerlukan persetujuan pengajuan dalam waktu 6 jam.

Limit paylater akan ditawarkan hingga Rp 5 juta serta bakal menawarkan harga secara bersaing. "Pengembangan paylater ini diharapkan mampu menjadi pelengkap metode pembayaran bagi nasabah selain layanan eksisting seperti mandiri debit, mandiri kredit, QRIS Livin dan yang lainnya," kata Thomas pada KONTAN baru-baru ini.

Bank CIMB Niaga juga berencana menggali potensi pasar dari skema BNPL. Lani Darmawan Direktur Konsumer CIMB mengatakan, pasar paylater tidak menyasar market dari kartu kredit. Ticket size paylater juga kecil sehingga tidak memiliki dampak langsung ke bisnis kartu kredit perseroan.

Nasabah kartu kredit bank sebetulnya sudah bisa melakukan cicilan seperti paylater lewat aplikasi OctoMobile aplikasi dan bisa memilih tenor secara mandiri. Namun, bank akan mencari pasar baru dengan menggarap program BNPL untuk nasabah non kartu kredit. "Saat ini masih dalam testing. (Ticket size yang dibidik) sekitar Rp 1 juta-Rp 5 juta," kata Lani.

Baca Juga: Kredit di kuartal I menurun, BRI belum ingin buru-buru turunkan target

BCA sebelumnya menyebutkan bahwa perkembangan paylater ini bukan ancaman bagi bisnis kartu kredit. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menilai kehadirannya tidak bersaing secara langsung dengan kartu kredit tetapi menyasar pasar baru yang belum tergarap oleh perbankan. 

"Pengguna paylater belum kredibel secara perbankan untuk memiliki kartu kredit. Namun, dengan track record belanja yang dimiliki, mereka bisa diberikan fasilitas paylater," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur BCA Santoso menambahkan, layanan kartu kredit diberikan BCA agar nasabah bisa membeli dengan mencicil beberapa kali dengan bunga atau tanpa bunga.

Untuk layanan pembelian dengan cicilan tanpa underlying transaction, BCA menawarkan Kredit Tanpa Agunan (KTA).  Santoso tidak menjelaskan apakah BCA bakal masuk masuk ke layanan paylater ini. Dia hanya menyebut bahwa ada satu pasar baru yang dilihat bank untuk layanan pembelian sekaligus mencicil. "BCA juga sedang mengamati, mengkaji mengenai produk ini untuk kita lakukan," ujarnya. 

Sementara BNI tidak memiliki rencana mengembangkan paylater meskipun layanan ini sangat digemari saat ini. Grace Situmeang, General Manager Divisi Bisnis Kartu Kredit BNI, pihaknya lebih tertarik bekerjasama dengan paylater para pemain e-commerce

Baca Juga: Komite privatisasi sudah setujui pembentukan holding BUMN ultra mikro

Kolaborasi itu diharapkan dapat mengembangkan paylater sehingga bisa diterima secara lebih luas di merchant e-commerce lain dengan mengoptimalkan acceptance yang dimiliki BNI.

"BNI mempunyai produk-produk yang dapat dikolaborasikan dengan paylater sehingga menjadi sebuah kerja sama yang saling menguntungkan dengan e-commerce," kata Grace.

Kehadirannya paylater tidak berdampak langsung terhadap bisnis kartu kredit BNI. Pasalnya, porsi transaksi kartu kredit bank ini di e-commerce terhadap total transaksi terus mengalami peningkatan dalam kurun tiga tahun terakhir hingga lebih dari 25%. Tahun ini, diproyeksi porsi transaksi di e-commerce bisa mencapai 30%. 

Selanjutnya: Penyaluran kredit BRI turun 1,7% pada kuartal I 2021, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×