Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) yakin, pengumpulan dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) bisa lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Sejalan dengan target pertumbuhan kredit, Perbarindo memperkirakan, pertumbuhan DPK bisa mencapai 18% dibanding tahun lalu atau year on year.
Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarindo, industri BPR tahun ini secara umum menghadapi dua risiko. Pertama, risiko suku bunga simpanan yang tinggi. Ini akibat tekanan nilai rupiah yang cenderung melemah membuat Bank Indonesia (BI) cenderung mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level yang tinggi.
Selanjutnya, BPR mungkin juga masih menghadapi kondisi likuiditas yang ketat. Sehingga akan banyak BPR yang berupaya untuk semaksimal mungkin menggenjot pertumbuhan DPK. "Ini untuk menjaga penyaluran kredit BPR agar tetap terjaga. Sehingga saya kira tak berbeda pertumbuhan DPK dengan kredit," pungkas Joko pada KONTAN, Selasa (24/3).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2015, jumlah DPK yang telah dihimpun oleh BPR mencapai Rp 59,38 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,77% secara yoy dibanding akhir Januari 2014 yang mencapai Rp 50,85 triliun.
Suku bunga rata-rata DPK BPR juga menunjukkan tren peningkatan. Rata-rata bunga tabungan BPR meningkat dari 4,62% di Januari 2014 menjadi 4,65% di Januari 2015. Adapun rata-rata bunga deposito BPR meningkat dari 9,65% di Januari 2014 menjadi 10,04% di Januari 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News