Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Niat Asuransi Sinar Mas (ASM) untuk memperbesar segmen pasar ritel sepertinya bukan isapan jempol semata. Buktinya, mulai tahun ini, perseroan memutuskan membuka 1.000 kantor agen alias marketing point agency (MPA) secara bertahap dalam lima tahun mendatang.
Dumasi MM Samosir, Direktur ASM mengatakan, pembukaan seribu kantor keagenan tersebut untuk menopang target perseroan mendongkrak kontribusi segmen ritel menjadi fifty-fifty dengan segmen korporasi. “Kami ingin, porsi segmen ritel yang saat ini masih kurang dari 20% dapat menjadi 50% dalam 10 tahun ke depan,” ujarnya, kemarin malam.
Ini merupakan salah satu strategi untuk diversifikasi portofolio bisnis korporasi. Maklum, pengalaman perseroan, kehilangan satu nasabah korporasi saja sedikit banyak ikut mempengaruhi pertumbuhan aktivitas perusahaan asuransi kerugian Group Sinar Mas ini. Segmen korporasi sendiri tercatat berkontribusi sebanyak 80% selama ini.
Sebagai permulaan, mulai tahun ini, ASM akan menyebar 100 MPA baru ke Pulau Jawa, Sumatera dan Bali, dengan konsentrasi terbanyak di Jabodetabek. Setelah itu akan dilakukan secara bertahap setiap tahun. ASM juga bakal nebeng di kantor-kantorsister company mereka untuk menghindari biaya investasi tinggi.
Sampai pertengahan tahun ini, perseroan telah merealisasikan 28 MPA. Usai perayaan Idul Fitri nanti, perseroan akan ngebutmenyebar 72 MPA lainnya. “Selain MPA, kami juga akan menambah tenaga pemasar/agen. Target sih sebetulnya 20.000 agen, tetapi ini sulit tercapai. Per tahun, yang bisa kami dapatkan sekitar 1.500 agen baru,” terang Dumasi.
Hingga saat ini, ASM tercatat telah merangkul 13.645 agen. Sekitar 9.000 di antaranya tercatat sebagai agen aktif alias terus berproduksi. Namun, cuma 17% di antaranya yang memiliki produksi di atas rata-rata. Kanal keagenan sendiri menyumbang kontribusi premi sekitar 3% terhadap total bisnis. Per Juni, premi yang dihasilkan para agen ini sebesar Rp 72 miliar atau naik 53% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Penyumbang premi tertinggi, Dumasi menambahkan, masih berasal dari korporasi. Disusul oleh jasa perantara atawa broker, perusahaan pembiayaan (multifinance) dan bank mitra. Premi yang dihasilkan seluruh jalur distribusi ini mencapai Rp 2,916 triliun sampai pertengahan tahun ini atau tumbuh 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News