kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peringkat Gubernur BI kalahkan ranking Gubernur Bank Sentral Amerika


Jumat, 07 Oktober 2011 / 16:37 WIB
Peringkat Gubernur BI kalahkan ranking Gubernur Bank Sentral Amerika
ILUSTRASI. Seorang karyawan menunjukkan kepingan emas di kantor Pegadaian Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/10/2020).ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/hp.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Kemampuan pengambilan keputusan oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, dalam pengendalian tekanan ekonomi global terhadap Indonesia membuat peringkatnya sebagai Gubernur BI naik kelas.

Dari laporan Global Finance, Darmin masuk dalam kategori top central bankers tahun 2011. Mantan Direktur Jenderal Pajak ini memperoleh peringkat B pada tahun 2011 dari peringkat D pada saat beliau diangkat sebagai Gubernur BI pada tahun 2010.

Darmin yang baru satu tahun memimpin bank sentral mengalahkan peringkat Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) Ben Bernanke yang dua tahun berturut-turut hanya memperoleh peringkat C.

Dari laporan yang diterima Kontan, Publisher Global Finance Giarraputo Yusuf menyampaikan, selama satu tahun belakangan ini Gubernur Bank Sentral menghadapi ujian dalam mengatasi perekonomian dunia yang mengalami krisis maupun ancaman krisis bagi negara-negara di Asia.

"Setiap tahun, Global Finance melakukan penelitian dan penilaian kepada Pimpinan Bank Sentral bagaimana cara menghadapi krisis, pengaruh politik, upaya penanggulangan isu-isu seperti keterbukaan ekonomi untuk dana-dana asing dan jasa keuangan," jelasnya, Jumat (7/10).

Global Finance mengakui, tugas Bank Indonesia (BI) dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi kestabilan rupiah mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tecermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Beberapa hari lalu Indonesia terancam mengalami krisis, Darmin yang lulus sebagai Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia memastikan akan tetap berada di pasar dalam menstabilisasi nilai tukar rupiah. Untuk menstabilkan nilai tukar Garuda ini BI akan melakukan intervensi dengan membeli valuta asing (valas) dan Surat Utang Negara (SUN) di pasar. BI akan menggunakan cadangan devisa (cadev) untuk intervensi tersebut.

Saat menjadi calon tunggal Gubernur BI memiliki visi dan misi mengendalikan inflasi untuk bisa memberikan kepastian ekonomi. Pada tataran operasional, BI akan terus menggiring inflasi lebih rendah, kalau bisa sejajar dengan negara tetangga dan negara mitra dagang.

Darmin melihat sejarah inflasi Indonesia yang selalu tinggi sehingga tingkat bunga perbankan pun selalu tinggi. Karena, bila inflasi bisa turun maka premi ini akan menciptakan konfensasi tambahan, sehingga dapat mengelola ekspektasi serta pembangunan infrastruktur yang lebih baik karena tingkat bunga kredit terus menurun. "Bila inflasi rendah maka kemiskinan akan rendah, serta kesenjangan sosial pun akan semakin rendah," tuturnya sebelum menjadi Gubernur BI.

Informasi saja, Gubernur Bank Sentral yang memperoleh peringkat A pada Oktober 2011 ini di antaranya adalah
. Gubernur Bank Sentral Australia : Glenn Stevens
. Gubernur Bank Sentral Israel : Stanley Fischer
. Gubernur Bank Sentral Lebanon : Riad Salameh
. Gubernur Bank Sentral Philippine : Amando Tetangco Jr.
. Gubernur Bank Sentral Taiwan : Fai Nan Perng

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×