kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,30   3,97   0.44%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat Digitalisasi, Bank BRI Siapkan Belanja Modal Hingga Rp 8 Triliun


Kamis, 03 Februari 2022 / 13:03 WIB
Perkuat Digitalisasi, Bank BRI Siapkan Belanja Modal Hingga Rp 8 Triliun
ILUSTRASI. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso saat memaparkan Laporan Kinerja Keuangan BRI.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengalokasikan belanja modal (capex) senilai Rp 7 triliun-Rp 8 triliun yang sebagian besar digunakan untuk penguatan saluran digital. 

“BRI menganggarkan capex sekitar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun setiap tahun dan 57% dari anggaran tersebut kami alokasikan untuk capex IT. Jadi kami sedemikian concern terhadap transformasi digital yang basisnya adalah teknologi informasi," kata Direktur Utama BRI Sunarso, dalam keterangan resmi, Rabu (2/2).

Pengalokasian itu sejalan dengan visi menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia pada 2025. Dalam mencapai visi tersebut, BRI terus memperkuat aspek digitalisasi untuk menghasilkan model bisnis baru.

Baca Juga: BRI Menargetkan Pertumbuhan Kredit Hingga 11% di 2022

Menurut Sunarso, model bisnis baru ini mengandalkan digitalisasi yang dipercaya dapat membawa efisiensi dalam operasional BRI Group. Saat ini, BRI menerapkan konsep hybrid bank yang memastikan masyarakat yang belum terlalu familiar terhadap digitalisasi bisa tetap terlayani.

Ada dua tujuan transformasi digital BRI. Pertama  transformasi bisnis proses bagi induk maupun perusahaan anak mendapatkan proses bisnis yang lebih efisien dengan biaya yang lebih murah

"Kemudian, yang kita digitalkan adalah digitalisasi business model. Jadi BRI terus create business model baru, bukan sekedar efisiensi tetapi create value baru,” ungkapnya.

Baca Juga: Laba BRI Menembus Rp 32,22 Triliun di Tahun 2021

Bank pelat merah dengan kode saham BBRI ini mengacu pada tiga prinsip utama dalam menerapkan hybrid bank. Pertama, digitalisasi proses bisnis untuk mendongkrak produktivitas serta efisiensi. Implementasi efisiensi bisnis proses ini dapat ditunjukkan dari layanan BRImo, BRISpot, serta BRILink.

Prinsip kedua ialah menyertakan digitalisasi BRI dalam ekosistem bisnis. Penetrasi ke ekosistem digital ini, kata Sunarso, berimplikasi positif terhadap pertumbuhan dana murah (CASA), pendapatan berbasis komisi (FBI), hingga bisa menjaring nasabah baru. 

Terakhir, optimalisasi layanan digital secara penuh sehingga dapat memperkuat layanan yang lebih customer centric. Di samping itu, transformasi digital ini juga berlaku di anak perusahaan sehingga bisa menimbulkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan menghasilkan diversifikasi income di BRI Group.

Baca Juga: Ini 4 Cara Cek Saldo di ATM BRI, BCA, BNI, dan Mandiri

Layanan digital yang dihadirkan BRI pun kian diandalkan oleh nasabah. Salah satunya adalah BRImo yang konsisten mengalami pertumbuhan pengguna hingga double digit dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019, pengguna BRImo mencapai 2,96 juta dengan frekuensi transaksi 100,74 juta kali yang senilai Rp 33,78 triliun. Kinerja tersebut kemudian semakin kokoh di tahun berikutnya.

Sepanjang 2020, pengguna BRImo naik menjadi 9,05 juta dengan frekuensi transaksi 764,84 juta kali yang membukukan nilai transaksi senilai Rp 197,43 triliun. 

Sampai dengan akhir 2021 terdapat 14,15 juta pengguna dengan laju transaksi yang melesat hingga 66,24% yoy menjadi 1,27 miliar transaksi.

Baca Juga: Empat Bank BUMN Kuasai Mayoritas Pasar Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×