kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Persaingan Eropa dan emerging market di IMF hanya berimbas sesaat ke pasar uang


Jumat, 20 Mei 2011 / 16:26 WIB
Persaingan Eropa dan emerging market di IMF hanya berimbas sesaat ke pasar uang
ILUSTRASI. Sejumlah kepala dinas, camat, dokter dan relawan COVID-19 bersalaman dengan Wali Kota Bogor Bima Arya dengan menggunakan alat pelindung wajah (Face Shield) saat acara Halal Bihalal Idul Fitri 1441 H di ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Jawa Barat,


Reporter: Nina Dwiantika, Dyah Megasari |

JAKARTA. Kisruh mengenai pengganti Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Dominique Strauss Kahn tak mempengaruhi minat investor mengalirkan dana ke emerging market seperti Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Bank Indonesia (BI).

Kisruh pengganti Kahn memang bukan masalah sepele. Sebab, posisi IMF sebagai ladang basah yang menggenggam miliaran dollar AS sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara bahkan negara kawasan. Saat ini, posisi Kahn di IMF menjadi rebutan dua kubu dengan ekonomi besar yaitu Eropa dan emerging market.

Satu kubu berpendapat, pengganti Kahn saat ini pantas dari emerging market yang memiliki perekonomian positif seperti China, Brazil dan India. Namun di kubu lain, Eropa sangat mengincar posisi ini untuk menjamin perhatian krisis keuangan Eropa tetap terjaga.

“Mungkin imbas aliran dana itu sedikit ada, tapi cepat pulih. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang positif dan risiko yang minim membuat investor confidence mengalirkan dananya ke sini,” ujar Perry Warjiyo, Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Jumat (20/5).

Perry mengakui, hal itu berimbas khususnya pada pasar valuta asing (valas). Sebab, pasar uang memang selalu reaktif terhadap berita negatif. “Tapi tidak usah panik. BI selalu melakukan assessment terhadap nilai tukar. Bank sentral juga menjaga agar pertumbuhan ekonomi tetap di koridor yaitu 6,4%-6,5% dan terus mengendalikan inflasi," tambahnya.

Menurutnya, posisi nilai tukar terhadap dollar sebesar Rp 8.555, dinilai sudah konsisten dengan perkembangan makro ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×