Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah persaingan bank digital yang semakin ketat -termasuk dari bank konvensional- PT Bank Jago Tbk (ARTO) memilih jalur pertumbuhan berkualitas ketimbang menggenjot kenaikan tinggi tapi mengabaikan faktor risiko. Strategi ini dalam rangka menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
“Jumlah nasabah, DPK, dan lending (penyaluran kredit) kita terus tumbuh positif,” terang Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, pekan lalu. Menurutnya, Bank Jago tidak melakukan akuisisi nasabah secara jor-joran atau menebar lending secara besar-besaran, tapi mengabaikan kualitas sehingga menggerus profitabilitas dan meningkatnya kredit bermasalah (NPL).
Terkait kerjasama dengan sejumlah startup, institusi finansial seperti finrech lending, yang sedang menjadi sorotan publik belakangan ini, Arief menegaskan Bank Jago akan tetap ekspansif tetapi lebih selektif.
Bagaimanapun, bisnis model partnership lending merupakan pilihan strategis sejak awal dan terbukti berhasil menjadi mesin pertumbuhan yang efektif.“Prinsip kolaborasi sudah menjadi DNA kami. Jadi, yang kami lakukan saat ini adalah lebih selektif memilih partner. Kami bisa identifikasi partner yang masih tumbuh dan partner yang potensi risiko nya tinggi,” kata Arief.
Bank Jago berhasil melanjutkan momentum kinerja positif di kuartal II-2023 yang terlihat dari meningkatnya jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit yang berkualitas.
Sampai Juni 2023, Bank Jago melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago, naik lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan dengan pencapaian Juni tahun lalu yang sekitar 3 juta nasabah.
DPK Bank Jago saat ini mencapai Rp10,1 triliun atau tumbuh 65% dari Rp6,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 71,4%, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6%.
“Komposisi CASA ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Jago yang semakin tinggi dari waktu ke waktu,” ujar Arief. Rata-rata simpanan nasabah Bank Jago saat ini Rp 1,6 juta. Meningkat dibandingkan sebelumnya yang di sekitar angka Rp 1 juta.
Baca Juga: Hati-hati, Bank Digital Bisa Ditinggalkan Nasabahnya Jika Tak Ada Inovasi
Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun per kuartal II-2023 atau tumbuh 54% dibandingkan realisasi kuartal II-2022 yang sebesar Rp7,3 triliun.
“Penyaluran kredit kita lakukan secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada, sehingga non-performing loan (NPL) gross tetap terjaga di level 1,2% atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5%,” papar Arief.
Bank Jago membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp832 miliar sepanjang semester I-2023 atau meningkat 30% dibandingkan dengan perolehan Rp6 41 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Secara kumulatif, Bank Jago berhasil membukukan laba bersih (net profit after tax) sebesar Rp41 miliar di semester I-2023, meningkat 40% dari laba bersih Rp29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Aset Bank Jago saat ini mencapai Rp18,9 triliun atau tumbuh 29% dari pertengahan tahun lalu. Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 73%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News