Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih-alih mengalami perbaikan, laju penyaluran kredit UMKM justru mencapai level terendahnya, setidaknya pasca Covid-19. Pada Oktober 2025, penyaluran kredit UMKM kembali mengalami penurunan.
Mengacu pada laporan uang beredar Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit UMKM per Oktober 2025 senilai Rp 1.498 triliun. Capaian tersebut menunjukkan adanya penurunan sekitar 0,1% secara tahunan (YoY).
Laju tersebut tentu menambah tren pemburukan dalam penyaluran kredit ke sektor usaha wong cilik ini. Pada bulan sebelumnya, kredit UMKM masih tercatat tumbuh sekitar 0,2% atau senilai Rp 1.499 triliun. Dengan demikian, ada penurunan kredit UMKM secara bulanan sekitar 0,06% YoY.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Investasi Melesat 15% di Oktober 2025 Mencapai Rp 2.355 Triliun
Jika dirinci lebih lanjut, penurunan kredit paling dalam terjadi pada sektor usaha mikro. Tak main-main, penyaluran kredit ke sektor tersebut mengalami penurunan mencapai 4,3% YoY atau senilai Rp 640,7 triliun.
Lebih lanjut, kredit untuk usaha menengah juga mengalami penurunan sekitar 1,4% YoY menjadi Rp 332 triliun. Adapun satu-satunya sektor usaha yang masih mengalami pertumbuhan kredit adalah usaha kecil yang tumbuh 6,4% YoY menjadi Rp 525,4 triliun.
Kalau berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM yang digunakan untuk modal kerja juga mengalami penurunan 4,1% YoY. Padahal, pada bulan sebelumnya, kredit UMKM yang digunakan untuk modal kerja hanya turun sekitar 0,9% YoY.
Di sisi lain, kredit UMKM untuk investasi justru mengalami akselerasi. Pertumbuhan kreditnya bisa tumbuh sekitar 9,4% YoY. Padahal, bulan sebelumnya hanya tumbuh sekitar 3% YoY.
Baca Juga: Kredit UMKM Melambat, Bank Hati-Hati Jaga Rasio NPL dan Kualitas Pinjaman
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan persyaratan pemberian kredit untuk sektor UMKM juga mengalami kenaikan. Sebab, ada sikap kehati-hatian yang signifikan bagi bank terhadap sektor tersebut.
“lending requirement segmen kredit konsumsi dan UMKM masih meningkat seiring dengan sikap kehati-hatian bank sejalan dengan tingginya risiko kredit pada kedua segmen tersebut,” ujar Perry, belum lama ini.
Selanjutnya: MAXUS Perkuat Posisi di Segmen MPEV Premium lewat GJAW 2025
Menarik Dibaca: IHSG Sesi I Jumat Turun 0,24%, TPIA Pertahankan Posisi Saham Keempat Terbesar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













