Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan paradigma pebisnis. Dari semula engan untuk masuk ke bisnis digital, mau tak mau harus bertransformasi. Dan sebagian bersinergi dengan perusahaan rintisan (start up) atau perusahaan yang menggembangkan platform digital.
Sebut saja Bank Central Asia (BCA) melalui Central Capital Ventura (SYNRGY Accelerator), Astra Internasional, Bank OCBC NISP melalui OCBC NISP Ventura dan Bank CIMB Niaga bersama Genesis Alternatives Ventures. Sedangkan BUMN yang melakukan investasi di perusahaan rintisan di antaranya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui BRI Ventura Investama, Bank Mandiri melalui Mandiri Capital Indonesia dan PT Telkom Indonesia Tbk melalui MDI Venture.
Advisor Mandiri Capital Indonesia, Alamanda Shantika Santoso mengatakan, banyak manfaat ketika Bank Mandiri memutuskan masuk dan berinvestasi di perusahaan rintisan digital. Selain memperkuat lini bisnis juga mempercepat transformasi digital di bank BUMN tersebut. “Perusahaan konvensional dan digital mempunyai value masing-masing. Transformasi digital tak hanya sekadar membuat aplikasi. Mereka harus mengubah model bisnis, kapabilitas serta kapasitas SDM,” terang Alamanda, yang juga Presiden Direktur Binar Academy, dalam keterangan tertulis, kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).
Jika perusahaan konvensional yang sudah terlalu besar, sulit melakukan transforasi digital. Mereka membutuhkan waktu cukup lama bertransformasi ke digital. Dengan berinvestasi dan berkolaborasi di perusahaan digital startup mempermudah serta mempercepat digital transformasi di perusahaan tersebut.
Alamanda menyodorkan contoh, saat Mandiri Sekuritas ingin menjual obligasi ritel, bisa menggunakan KoinWorks untuk penjualanr. “Contoh lain, AXA Mandiri yang dapat menjual asuransi melalui Amartha,”terang Alamanda. Atau ketika belum memiliki robo advisors investment Bank Mandiri tersebut dapat berkolaborasi dengan startup mengembangkan teknologi tersebut.
Sebaliknya, startup binaan bank Mandiri juga dapat memanfaatkan channel Bank Mandiri. “Kolaborasi antara Bank Mandiri dan startup itu saling menguntungkan satu sama lain. Ini lebih baik jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu ketika perusahaan konvensional masih berkelahi dengan perusahaan startup,” ujar Alamanda.
Mandiri Capital menyasar perusahaan startup early stage dan Series A, B, C. yang tidak membutuhkan dana besar. Alamanda mengakui, masuk ke early stage seperti perjudian. Tapi Mandiri Capital memandang, risiko Series B atau C lebih kecil. Secara teoritis early stage hingga Series C memiliki potensi gain 10 kali lipat. “Namun untuk investor yang ingin berinvestasi di perusahaan kelas decacorn, dana yang dibutuhkan sangat besar pengalian lebih sedikit. Namun risikon lebih dapat di-manage, karena bisnisnya sudah jelas,” terang Alamanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News