Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analisis uang beredar Bank Indonesia menunjukan terjadinya penurunan penghimpunan tabungan di industri perbankan pada Juni dibandingkan Mei 2018.
Pada Juni, porsi Rp 1.736,4 triliun atau tumbuh 10,6% year on year. Padahal pada Mei 2018 tumbuh 12,2% yoy pada posisi Rp 1.696,2 triliun.
Lihat saja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang juga mencatat pertumbuhan deposito lebih ngebut ketimbang produk dana murah, yaitu tabungan dan giro.
"Hal tersebut antara lain dipengaruhi oleh investor yang menginginkan suku bunga yang lebih tinggi," kata Direktur konsumer BTN Budi Satria, Jumat (3/8).
Walau begitu, Bank BTN tetap mendorong tumbuhnya dana murah, misalnya dengan transaksi pembayaran dan berbagai loyalty program lainnya bagi para penabung Batara.
Dalam laporan keuangan BTN per Juni 2018, Dana Pihak Ketiga (DPK) keseluruhan tumbuh 19,17% menjadi Rp 189,63 triliun. Pada posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 159,12 triliun.
DPK disokong oleh pertumbuhan deposito 20,36% menjadi Rp 101,54 triliun. Sedangkan tabungan tumbuh 19,44% menjadi Rp 39,45 triliun. Lalu giro tumbuh 16,55% menjadi Rp 48,63 triliun.
"Dari target dana pihak ketiga di akhir tahun 2018 sebesar total Rp 230,5 triliun. Target CASA di akhir tahun sebesar 50%," pungkas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News