Sumber: Antara | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk pada 2014 mengalami perlambatan. Hal itu akibat menurunnya laju pertumbuhan industri sehingga peminjaman dana kepada bank itu berkurang.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, pada 2014 pertumbuhan kredit kembali menurun menjadi 11% dari pertumbuhan kredit tahun 2013 sebesar 25%. "Memang karena industrinya mengalami perlambatan pertumbuhan," katanya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Rabu.
Pertumbuhan kredit pada 2014 sebesar 11% atau Rp 277,6 triliun lebih rendah dibandingkan pada 2013 sebesar 25% atau Rp 250,6 triliun.
Dalam menyampaikan kinerja keuangan BNI periode 2010-2014, dia mengatakan, perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada 2010 dengan pertumbuhan kredit hanya 13% atau Rp136,4 triliun.
Perlambatan pertumbuhan kredit itu terjadi karena adanya perubahan pada kebijakan perusahaan, katanya.
"Karena di 2010 itu dimulai program yang kami sebut sebagai program reformasi. Bicara program reformasi kami memang banyak memperbaiki kebijakan-kebijakan kemudian kami melakukan reorganisasi yang sifatnya cukup fundamental sehingga pada waktu melakukan program tersebut kami mengalami perlambatan dalam pertumbuhan kredit sehingga pada 2010 hanya mencapai 13% ," ujarnya.
Namun, pertumbuhan mulai meningkat pada 2011-2013. Pada 2011, pertumbuhan kredit meningkat menjadi 20% atau sebesar Rp163,5 triliun.
Kemudian, pertumbuhan kredit pada 2012 sebesar 23% atau Rp200,7 triliun dan pada 2013 pertumbuhannya sebesar 25% atau Rp 250,6 triliun. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2014 mengalami penurunan dari tahun 2012 dan 2013.
Pertumbuhan DPK pada 2014 sebesar 8% menjadi Rp313,9 triliun dari 2013. Sedangkan pada 2013 pertumbuhan DPK sebesar 13% menjadi Rp 291,9 triliun dan pada 2012 sebesar 11% menjadi Rp257,7 triliun.
Pertumbuhan DPK pada 2010 hanya sebesar 3% menjadi Rp194,4 triliun. Kemudian meningkat pada 2011 sebesar 19 % menjadi Rp231,3 triliun.
"Pertumbuhan DPK menunjukkan perlambatan daripada laju pertumbuhan kreditnya," ujarnya.
Dalam menyampaikan kinerja keuangan, Achmad mengatakan, ada peningkatan harga saham dari 2008 hingga 2015, antara lain, harga saham pada 2010 sebesar Rp645, Rp3.950 pada 2013, Rp6.100 pada 2014 dan Rp7.275 pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News