kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan kredit menengah melambat, kenapa?


Rabu, 30 Mei 2018 / 09:08 WIB
Pertumbuhan kredit menengah melambat, kenapa?
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit menengah pada kuartal pertama 2018 ini melambat. Hal ini bisa dilihat dari statisik perbankan yang diterbitkan Bank Indonesia, Rabu (23/5) lalu.

Berdasarkan data ini, pertumbuhan kredit menengah atau yang mempunyai plafon antara Rp 500 juta-Rp 5 miliar pada kuartal satu 2018 sebesar 5,68% secara tahunan atau year on year (yoy).

Realisasi kredit menengah di kuartal pertama sebesar Rp 425,4 triliun. Pertumbuhan kredit menengah ini melambat dibandingkan periode sama 2017 yang mencapai 9,52% yoy. Seiring perlambatan kredit, rasio kredit bermasalah (NPL) menengah juga paling tinggi dibandingkan kredit mikro dan kecil. NPL kredit menengah kuartal 1 2018 5,7%.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA bilang, melambatnya pertumbuhan kredit menengah karena banyak hari libur pada kuartal pertama 2018.

"Kuartal pertama setiap tahun pasti melandai karena Januari sampai Maret 2018 banyak libur," kata Jahja kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5). Jahja mencatat orang mulai bekerja pada 5-7 tiap bulan di kuartal pertama 2018.

Sedangkan Februari 2018 hanya 28 hari. Sehingga jika ingin melihat pertumbuhan yang lebih besar dan mencerminkan ekonomi maka harus lihat kuartal kedua. Apalagi saat ini mendekati lebaran.

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga mengatakan meskipun melambat, kredit menengah industri masih tumbuh. "NPL masih bisa dijaga," kata Frans, Rabu (30/5). NPL sektor menengah tinggi karena sektor ini cukup berisiko jika ada gejolak ekonomi. Untuk menekan NPL sektor ini, bank harus selektif dalam menyalurkan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×