Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit berjangka panjang yang dikenal dengan kredit investasi tak mampu tumbuh tinggi. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit investasi hanya tumbuh 4,86% per Maret 2018.
Angka ini lebih rendah, dari pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 8,8% dan kredit konsumsi 11,5%. Bahkan, kredit secara umum tumbuh 8,5% per Maret 2018 lalu.
Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, korporasi dan pengusaha bersikap wait and see di tahun politik sehingga penyerapan kredit investasi rendah.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksikan kredit investasi tumbuh kencang di kuartal ketiga nanti. Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, kredit investasi akan didorong dari sektor industri, listrik, gas dan air.
"Sedangkan, sektor yang tumbuh positif tertinggi adalah konstruksi," katanya Senin (29/5). Konstruksi ini mengikuti kebutuhan pembangunan infrastruktur.
BNI mengakui terjadi perlambatan pada kredit investasi. BNI mencatat kredit investasi hanya tumbuh 4,5% di kuartal I-2018. Sebab, BNI tengah berhati-hati dalam menyalurkan kredit di tengah pasar yang masih fluktuatif.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memperkirakan, pertumbuhan kredit investasi lebih dari 18% di kuartal II-2018. Mahelan Prabantarikso, Direktur BTN mengatakan, BTN mencatat kredit investasi tumbuh 15% di kuartal I-2018.
Royke Tumilaar, Direktur Korporasi Bank Mandiri berharap kredit investasi di kuartal II lebih baik didorong sektor telekomunikasi untuk pengembangan jaringan, listrik dan pabrik makanan minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News